Jadi Menteri di Era Jokowi Tidak Enak

Kamis, 04 September 2014 – 13:40 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Anggota DPR Imam Suroso menyatakan, para menteri yang akan duduk dalam kabinet mendatang harus bisa mengimbangi gaya kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jika selama ini Jokowi dikenal sebagai pejabat bekerja  keras, maka para menterinya menurut Imam, harus lebih siap lagi bekerja keras menjalankan tugasnya.

"Ke depan, situasinya sudah jelas berbeda, semangatnya adalah bekerja demi kesejahteraan masyarakat. Karena itu, siapa pun menterinya, agar siap-siap berpuasa untuk tidak memperkaya diri sendiri," kata Imam Suroso, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Rabu (3/9).

BACA JUGA: Dugaan Tindak Kekerasan Bayi, PT Pertamina Tutup Sementara Baby Daycare

Dia mengingatkan, gaya kepemimpinan Jokowi sejak memimpin Solo dan DKI Jakarta sudah terbukti tidak pernah memanfaatkan jabatannya untuk memperkaya dirinya. Jokowi, ujarnya, memang menjauhi sifat buruk seperti itu.

"Idealnya, menteri yang akan ditunjuk itu memang mau blusukan, siap cape, siap miskin, bukan mau memperkaya diri. Itu ideal demi kesejahteraan masyarakat. Memang menteri-menteri pada kabinet nanti seperti tidak enak. Kalau mau cari enak, lebih baik mengundurkan diri, tidak usah menjadi menteri," sarannya.

BACA JUGA: Ini Pernyataan Keras Ketum PBNU Terkait Isu Pemindahan Makam Nabi

Mengenai rangkap jabatan yang dilontarkan Jokowi, Imam Suroso mendukung  para menteri yang kebetulan menjadi pengurus partai politik supaya melepas jabatan di partainya.

"Hal itu untuk kebaikan menteri itu sendiri, dia bisa concern, focus hanya mengurusi pemerintahan dan mengurus rakyat, tidak double jabatan," kata wakil rakyat dari daerah pemilihan Pati, Jawa Tengah ini.

BACA JUGA: Isu Pemindahan Makam Nabi, Menag Temui Dubes Arab Saudi

Ditanya mengenai pro-kontra perampingan kabinet, dia pun menyatakan, tidak perlu merombaknya seperti yang banyak  diusulkan berbagai kalangan. Karena bagaimana pun, perombakan itu pasti menimbulkan permasalahan baru yang bisa menuai kontroversi dan polemik.

"Supaya tidak merusak struktur organisasi kementerian yang sudah ada, sebaiknya tetap mempertahankan kabinet yang sudah ada yakni jumlahnya tetap 34 kementerian, 34 itu sudah cukup ideal. Yang perlu dipertimbangkan itu penghapusan wakil menteri," kata Imam Suroso. (fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Cekal Jero Wacik dan Staf Khususnya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler