jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi mentor dalam acara Kreator Indonesia Berkarya watch Indonesia di Jakarta, Senin (5/12).
Bagi Ganjar, media sosial terutama YouTube merupakan ruang kreatif dan inovatif bagi mereka yang survive.
BACA JUGA: Mudahkan Layanan Publik, Ganjar Pranowo Dapat Penghargaan dari KemenpanRB
"Dalam dunia yang belum teratur, dan kemudian orang bisa berekspresi bebas. Dalam kondisi ekonomi seperti ini, maka yang kreatif dan inovatif itu akan survive. Semua punya ruang yang luas sekali seperti langit tanpa batas, sumur tanpa dasar dan mereka bisa eksplor segala potensinya, tapi harus punya literasi yang bagus," ujar Ganjar.
Di tengah dunia yang serba cepat dan digitalisasi, orang-orang yang memiliki daya kreatif dan inovatif yang akan selalu survive. Dan, dunia media sosial terutama YouTube sangat menjanjikan.
BACA JUGA: Menkeu Sri Mulyani: Indonesia Siap Gelontorkan Dana Besar Untuk Energi Andal dan Murah
"Inovasi itu akan selalu terjadi itu karena pergerakan dunia ini demikian cepat, bahkan super cepat sehingga kalau orang tidak update tidak upgreat maka akan ditinggal. Maka, orang kreatif dan inovatif ini yang saya katakan akan selalu survive," paparnya.
Pria 54 tahun ini juga aktif hampir di semua platform media sosial, baik YouTube, Instagram, Facebook, Tiktok, serta Twitter.
BACA JUGA: Orang Muda Ganjar Jatim Beri Peralatan Melaut untuk Nelayan di Pesisir Selat Madura
"Kenapa pakai platform media sosial karena saya tidak bisa menjangkau lebih banyak rakyat saya. Maka, sebenarnya ketika masyarakat sudah bermigrasi ke dunia digital, maka ruang itu menjadi meeting point. Sehingga informasi bisa tersampaikan dengan baik," jelasnya.
Ganjar juga mendapat respon syang positif dari masyarakat. Sebab, masyarakat lebih mudah menerima informasi terkait program kerja dan kebijakan dari pemerintah.
"Respons yang diterima bagus sekali. Sebenarnya itu merubah dan mendorong revolusi dari layanan publik yang ada di pemerintah. Kalau pemerintah dulu konvensional, eh, kalau Anda mau komplain datang ke kantor. Tapi kalau kemudian mereka melibatkan aplikasi medsos, maka mereka ada keberanian. Jadi, saya merasa terbantu dan publik bisa komplain lebih gampang dan kemudian birokrasi merubah pola pikir sehingga mereka dapat melayani dengan cara yang lebih bagus," ungkapnya.(chi/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Yessy Artada