Jadi Patokan Investor, ESG Dinilai Sangat Penting untuk Hilirisasi

Selasa, 21 Maret 2023 – 19:48 WIB
Ilustrasi - Hilirisasi Nikel. Foto: Dok. Kemenkomarves

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia saat ini sedang gencar mendorong hilirisasi pertambangan dengan membangun berbagai proyek smelter di dalam negeri.

Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan mengatakan, salah satu tantangan pengembangan industri ekstraktif di Indonesia ialah soal kepatuhan terhadap standar lingkungan, sosial, dan tata kelola atau Environmental Social and Governance (ESG).

BACA JUGA: Pengusaha Sambut Baik Hilirisasi Industri Berorientasi Ekonomi Hijau

“Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh perusahaan akan mempengaruhi bisnis dan juga nilai saham perusahaan kalau terdaftar di Bursa Efek. ESG sangat penting untuk hilirisasi pada seluruh industri ekstraktif,” ungkap Jonan dikutip saat menyampaikan sambutan dalam acara Mining and Finance Forum.

Asosiasi akuntan global, sambung Jonan, sedang mengubah standar pelaporan keuangan, yang di dalamnya akan menghitung dampak kerusakan lingkungan.

BACA JUGA: Pengerjaan Jalan Daendels Pantai Selatan Dimulai Tahun Ini, Ganjar: Statusnya Sudah Jelas

“Asosiasi akuntan seluruh dunia sedang mengubah standar pelaporan keuangan, menghitung kembali dampak kerusakan lingkungan. Lembaga keuangan, Otoritas Jasa Keuangan, regulator, dan pelaku industri mesti duduk bersama untuk menentukan parameter karena akan berdampak pada industri ekstratif ini,” jelas Jonan.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Ediar Usman menjelaskan, tantangan lainnya dalam pengembangan hilirisasi yaitu soal pendanaan. Ada sejumlah proyek smelter yang macet pembangunannya lantaran kendala pembiayaan.

BACA JUGA: SIG Raih BUMN Terpopuler di Ajang PR Indonesia Awards 2023

Sejauh ini, pemerintah terus berupaya menawarkan proyek smelter kepada para investor di dalam negeri maupun di luar negeri untuk memperoleh dukungan pembiayaan.

“Banyak fasilitas pemurnian kita yang tidak tepat waktu. Masalah yang sering kita temui adalah pendanaan. Kami coba lakukan market sounding dengan lembaga di dalam negeri dan internasional untuk memecahkan kendala keuangan,” beber Ediar.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler