jpnn.com, SEMARANG - Sekretaris Jenderal MPR RI Prof Ma'ruf Cahyono menekankan agar perlindungan maupun pencegahan terhadap anak perlu mendapat perhatian khusus.
Hal ini disampaikannya saat menjadi pembicara kunci (keynote speech) di konferensi internasional yang digelar Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Jawa Tengah Selasa (16/5).
BACA JUGA: Halalbihalal dengan Pegawai Setjen, Pimpinan MPR Doakan untuk Kesuksesan Maruf Cahyono
Menurut Ma'ruf Cahyono, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) apalagi terhadap anak pasti tidak akan lepas dari upaya untuk pencegahan dan perlindungan kepada anak itu sendiri.
"Perlu diingat, kekerasan dalam rumah tangga akan berdampak luas kepada anak bukan hanya di lingkup keluarga itu sendiri, tapi sampai ke lingkup lingkungan sosial yang lebih luas," kata Ma'ruf Cahyono di depan peserta konferensi internasional yang memenuhi Aula Multiguna Gedung Kuliah Bersama Kompleks Unissula.
BACA JUGA: Halalbihalal di Setjen MPR, Maruf Cahyono: Ada Kerinduan untuk Mengulang Kebersamaan
Sekjen MPR mengingatkan dampak kekerasan terhadap anak tidak bisa dianggap enteng. Pasalnya anak adalah generasi penerus, bagian dari sumber daya manusia unggul dan potensial di masa depan bukan hanya untuk Indonesia saja, namun juga negara-negara lain.
"Untuk itu, perlindungan atau pencegahan kekerasan kepada anak perlu mendapatkan perhatian khusus," tegas Ma'ruf Cahyono pada acara yang mengangkat tema 'Domestic Violence and Child Protection: Identification and Prevention'.
BACA JUGA: Sekjen MPR Maruf Cahyono Dikukuhkan sebagai Ketua IKA STIH IBLAM, Begini Harapannya
Ma'ruf Cahyono menambahkan sistem dan mekanisme pencegahan dan perlindungan kepada anak tentu ada di setiap negara, begitu juga di Indonesia.
"Di Indonesia, selain berbagai aturan dan undang-undang juga ada yang namanya ideologi Pancasila yang sarat akan nilai-nilai luhur, salah satunya agama. Sebagai manusia yang beragama, perilaku kekerasan apapun bentuknya tidak bisa ditoleransi. Makanya, jika pondasi agama kuat, maka kekerasan kepada anak tidak akan terjadi," tegasnya.
Selain Sekjen MPR Ma'ruf Cahyono, hadir beberapa narasumber lainnya, antara lain Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Nahar, Prof Byun Haechul (Hankuk University), Prof Henning Glaser (Directory of CP Germany), Prof Shimada Yuzuru (Nagoya University), Prof Faruk Karen Giray (Istanbul University), dan Prof Henk Addink (Utrech University).
Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar mengatakan sangat penting untuk menjaga dan mengawal tumbuh kembang anak-anak Indonesia, agar di masa depan akan terwujud generasi emas di 2045.
Namun, pada kenyataannya bangsa Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah besar dalam upaya pengembangan hak dan perlindungan anak, yakni meminimalisir bahkan menghilangkan kekerasan kepada anak, yang tentu menjadi persoalan serius jika dibiarkan sehingga diperlukan penanganan secara serius juga.
"Dari data yang ada, berdasarkan lokasi kejadian kekerasan, kami mencatat lingkup rumah tangga jumlahnya paling banyak sekitar 53 persen. Sementara itu, pelaku kekerasan, paling banyak sekitar 29 persen dari lingkaran dekat seperti pacar dan teman," ungkapn Nahar.
Menurut Nahar, inilah yang harus menjadi concern bersama. Sebab, data yang ada hanya angka laporan.
Artinya, di lapangan kasus kekerasan secara riil bisa saja lebih banyak, seperti terminologi gunung es, di mana kelihatannya kecil tapi sesungguhnya bisa lebih banyak dan luas.
Di awal acara, Dekan FH Unissula Bambang Tri Bawono mengatakan bahwa tema yang diangkat dalam konferensi internasional ini sangat penting untuk dibahas.
Sebab berhubungan erat dengan anak sebagai generasi muda harapan bangsa yang semestinya harus dilindungi demi terjaganya manusia-manusia unggul di masa datang.
Acara yang berlangsung secara luring dan daring ini dihadiri Rektor Unissula Prof Gunarto, Ketua Prodi Doktoral FH Unissula Anis Mashadurohatun dan civitas akademika Unissula. (mrk/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi