Seorang pria yang mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD) karena menyaksikan penembakan fatal di kota Koorda, Australia Barat, telah diberi kompensasi senilai 33.000 dolar (atau setara Rp 330 juta).
Pada bulan Februari tahun 2013, Harry Farmer adalah penghuni asrama di rumah mantan anggota geng motor, Gavin McMaster.
BACA JUGA: 9 Penyelundup Narkoba Asal Australia Hadapi Hukuman Mati di China
Harry ada ketika Gavin ditembak tiga kali oleh mantan temannya, James Callaghan.
Harry, awalnya, diberi kompensasi lebih dari 22.700 dolar (atau setara Rp 220 jutaan) setelah ia ditemukan menderita PTSD.
BACA JUGA: Australia Yakin Masuk 5 Besar Perolehan Medali di Olimpiade Rio 2016
Penembakan terjadi setelah Gavin membakar kendaraan James dan menyerangnya dengan kapak.
Tahun lalu, James- seorang veteran Vietnam- dinyatakan bersalah atas pembunuhan itu dan dijatuhi hukuman penjara delapan tahun.
BACA JUGA: 70 Tahun Bom Hiroshima: Bukan Kekalahan Jepang Tapi Kejahatan Perang
Harry, awalnya, diberi kompensasi lebih dari 22.700 dolar (atau setara Rp 220 jutaan) setelah ia ditemukan menderita PTSD.
Gejala itu termasuk mengalami mimpi buruk yang "mengerikan" dan kilas balik kejadian, serta perasaan bersalah karena tak melakukan intervensi awal dalam konfrontasi di antara dua orang tersebut.
Seorang psikolog mengatakan, Harry menderita gejala fisik ketika menceritakan peristiwa seperti menggeretak giginya, meremas-remas tangan dan bernapas dengan tergesa-gesa.
Ia juga menemukan bahwa sejak penembakan itu, Harry telah menjadi tertutup, mengucilkan diri dan tak lagi bersukacita atau mengalami kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari.
Psikolog merekomendasikan ia menjalani konseling dan terapi.
Harry mengajukan keberatan pembayaran awal dengan alasan hal itu tak memadai "mengingat tingkat keparahan dan durasi cedera psikologis yang dialaminya".
Dalam keputusannya, Hakim Michael Bowden menerima banding Harry seraya mengatakan, ia yakin Harry menderita PTSD karena menyaksikan penembakan itu dan hal tersebut telah mempengaruhi kapasitas kerjanya.
Hakim Michael menaikkan kompensasi bagi Harry menjadi senilai 33.685 dolar (atau setara Rp 336 jutaan) yang termasuk tunjangan untuk kerugian ekonomi dan dan perawatan psikologis lanjutan.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Warga Australia Menari Serentak Sebagai Bentuk Kecam Rasisme