JAKARTA - Anggota Komisi X DPR Fraksi Partai Golkar, Kahar Muzakir, hari ini (27/3) diperiksa selama sembilan jam oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Kahar yang diperiksa sebagai saksi kasus korupsi PON Riau dengan tersangka Rusli Zainal, baru kelar menjalani pemeriksaan sekitar pukul 19.00.
Kahar mengaku disodori sejumlah pertanyaan terkait anggaran proyek PON. "Saya cuma ditanya masalah proses penganggaran," ujar Kahar kepada wartawan, usai diperiksa KPK.
Dikatakannya, tidak ada yang salah dalam proses penganggaran PON Riau. "Kan sudah saya jelaskan, tidak ada yang salah dalam proses penganggaran," paparnya.
Bagaimana dengan dokumen yang disita KPK beberapa waku lalu di ruang kerja Kahar di gedung DPR RI? "Tidak eloklah kalau saya sampaikan berkaitan dengan dokumen," kelitnya.
Namun diakuinya, penyidik KPK memang menanyakan soal dokumen-dokumen yang disita. "Iya itu ditanya semua. Cuma kan soal apa yang ditanya nggak bagus kalau saya bilang di sini," ujarnya.
Namun ditegaskannya, penyidik hanya menanyakan terkait proses penganggaran. "Kalau dokumen-dokumen yang disita hanya dikonfirmasi," katanya.
Kahar juga menepis pengakuan bahwa dirinya menerima uang, sebagaimana kesaksian bekas Kepala Dinas Pemuda Olahraga Riau, Lukman Abbas. "Itu kan sudah clear di persidangan. Kan sudah dikonfrontir. Lukman sendiri bilang tidak ada," elaknya.
Apakah siap jadi tersangka? "Waduh tidak tahu saya," selorohnya.
Seperti diketahui dalam sidang di Pengadilan Tipikor Pekanbaru, Lukman pernah mengatakan bahwa dirinya pada awal Februari 2012 menemani Gubernur Riau Rusli Zainal mengajukan proposal bantuan dana APBN untuk keperluan PON. Proposal itu disampaikan Rusli kepada Ketua Fraksi Partai Golkar DPR, Setya Novanto.
Tapi untuk memuluskan proposal itu ada syaratnya, yakni harus disediakan dana USD 1,05 juta. Setelah pertemuan dengan Setya Novanto di DPR, Lukman diperintahkan menyerahkan uang ke Kahar.
"Saya kemudian menemuinya di lantai 12. Namun, bukan dia yang menerima uang. Uang USD 850.000 diserahkan oleh sopir saya kepada Acin, ajudan Pak Kahar, di lantai dasar Gedung DPR. Selebihnya 200 ribu dollar AS lewat Dicky dan Yudi (dari Konsorsium Pembangunan Stadion Utama PON),” ujar Lukman.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kelompok Ekstrim Islam Dianggap Keliru Pahami Ajaran
Redaktur : Tim Redaksi