jpnn.com - SEDIKITNYA 90 Pemimpin Redaksi Media Cetak dan 10 Televisi Lokal yang tergabung dalam grup Jawa Pos, pekan lalu berkumpul di Pekanbaru, Riau. Pertemuan regular kali ini sekaligus menyaksikan dari dekat, persiapan venues PON XVIII 2012, yang akan digulirkan di Pekanbaru, Riau, September mendatang.
Karena itu, Gubernur Riau Rusli Zainal menyediakan cukup waktu untuk berdialog dengan para pemred dari media yang berasal dari ujung Aceh di utara-barat sana, sampai Papua di timur sana. Bahkan, orang nomor satu di provinsi penghasil 40 persen minyak bumi Indonesia ini, rela menjadi tour guide langsung bersama bus rombongan pemred. Mirip seorang CEO perusahaan swasta yang sedang menjalankan tugas marketing.
Rusli Zainal duduk di kursi paling depan, di belakang sopir bus sambil memegang wireless mic. Setelah menunjukkan one stop service layanan perizinan satu atap yang cepat di Kantor Gubernur yang modern itu, dia mengajak berjalan kaki ke Gedung Perpustakaan sangat modern, maju, dan menjadi pusat literatur Kebudayaan Melayu. Mirip demontrasi saja, karena berjalan dengan membawa pengeras suara, dengan 100 pemred berkaus warna putih.
:TERKAIT Acara Forum Pemred Grup Jawa Pos Semester I tahun 2012 ini memang sengaja memilih lokasi Pekanbaru, Riau. Kota yang akan menjadi host pesta olahraga paling akbar di Indonesia, PON XVIII. Mirip, saat menjelang SEA Games Palembang lalu, forum yang sudah empat tahun eksis ini menggelar pertemuan di Palembang, Sumatera Selatan, sekaligus melihat kesiapan tuan rumah dari dekat.
Di bus berwarna biru itu, Rusli Zainal juga bersemangat mempertontonkan hasil kerja dan pembangunan fasilitas pesta olahraga terbesar dan terlengkap di Indonesia itu. Sekaligus memperlihatkan karya-karya monumental berupa gaya arsitektural gedung-gedung pencakar langit di kota Pekanbaru. “Kita melintas di Jalan Jenderal Sudirman.
Di ujung jalan ini ada Chevron Area. Lalu, ada pembangunan jembatan Rp 460 M, berteknologi cable stay, yang memotong Sungai Siak. Di sebelah kanan ada Jatra Hotel, Grand Zuri Hotel, dan Mall Pekanbaru. Di sebelah kiri ada Aston Hotel. Di kiri dan kanan ini tanahnya masih milik pemprov, yang direncanakan untuk citywalk,” ujar Rusli Zainal.
Memasuki kawasan kota tua, Rusli Zainal juga menjelaskan history Old Pekanbaru, yang dekat dengan China Town. Ornamen-ornamen Tionghoa dengan warna merah, kuning dan lampion bulat-bulat menjadi ciri khas di semua kampung Pecinan di seluruh dunia.
“Ini adalah sungai Siak, sungai dengan kedalaman 300 meter, yang membelah kota Pekanbaru. Kapal 40.000 Dwt bisa melintas di sungai ini. Ada empat sungai di Provinsi Riau ini, yakni sungai Indragiri, sungai Rokan, sungai Siak, dan sungai Kampar. Wisata air sedang dipersiapkan sungai Siak dan Sungai Kampar. Karena itu, jembatan bentang panjang menjadi salah satu pembuka akses kota yang sangat penting,” jelas pimpinan daerah yang visioner ini.
Memasuki kompleks Rubai Sport Center, rombongan berkeliling sambil menyaksikan model arsitektur modern, minimalis, tetapi tetap memiliki sentuhan budaya Melayu. Dari stadion sepak bola Kaharudin Nasution, lalu ke stadion senam, stadion bela diri, stadion atletik (stadion madya), stadion renang, dan atlet village. “Semua sedang kami kebut, kami renovasi dan kami rehabilitasi dengan baik. Bulan Agustus 2012, semua harus sudah klir. Kolam renang sedang diperbaiki, dari 8 lintasan menjadi 10 lintasan,” jelas Rusli Zainal yang sudah dua periode menjabat gubernur itu.
“Stadion Kaharudin Nasution di Rumbai Sport Center ini juga dipakai babak penyisihan AFC U-22. Semifinal-Final nya bara digelar di Main Stadium Riau. AFC selalu mensyaratnya, kota yang hanya memiliki dua stadion yang bisa menjadi tuan rumah. Dan Riau sangat meyakinkan dengan dua fasilitas kompetisi sepak bola itu,” ungkap pria yang lahir pada 3 Desember 1957 itu.
Banyak venues yang juga dibangun di kampus-kampus. Seperti wushu, anggar, softball, yang semuanya didesain dengan performa berkelas. Termasuk juga kampus Politeknik Chevron, Caltex yang dilalui rombongan bus. “Alumninya cukup sukses menyebar. Ada yang bekerja di Dubai, Oman, dan negara-negara penghasil minyak dunia. Dosen-dosenya juga cukup kompeten, karena berasal dari CPI – Caltex Pacific Indonesia. Pusat minyak nasional itu ada di Riau. Karena itu, sejak 1931, Caltex sudah melakukan eksplorasi di provinsi ini,” jelas Gubernur Riau ke-11 yang pintar mengaji dan memiliki suara emas itu.
Supporting dari swasta juga cukup signifikan, nilainya sudah lebih dari Rp 160 M. Misalnya, Chevron membantu gedung beladiri yang bentuknya seperti kepala manusia, senilai Rp 60 M. Di pintunya, ada gambar sabuk merah yang khas untuk olahraga beladiri. Lapangan tenis dibangun PTP V dengan biaya sekitar Rp 40 M. Gedung Bowling juga sekitar Rp 50 M dibangun oleh Pekanbaru Riau Townsquere, 28 lintasan, 24 publik, 4 lintasan ekskutif.
Diperkirakan akhir Agustus 2012 selesai. Barang-barang untuk bowling itu sudah didatangkan dari China. “Kami senang, swasta juga sangat partisipatif, dengan support yang tidak main-main. Ini cukup membanggakan,” jelas Bupati Indragiri Hilir periode 1999-2003 ini.
Stadion atletik, juga sempat ditinjau rombongan, dengan lintasan sintetik berwarna biru buatan Negeri Kincir Angin, Belanda. Di samping stadion atletik itu, yang sedang dibangun stadion beladiri, semula akan dibangun lapangan tembak, yang belakangan sering diekspose karena menjadi persoalan hukum itu. Tetapi, lokasi itu terlalu dekat dengan stadion atletik, dan stadion senam, yang butuh konsentrasi tinggi. “Karena itu kami pindahkan ke lokasi baru, yang jaraknya juga dekat dengan venue. Saat ini masih 70 persen, jadi akan ada kebijakan minimalis, tetapi tetap fungsional,” kata dia.
Di stadion utama Riau degan kapasitas 43.000 tempat duduk, yang akan dijadikan lokasi opening dan closing ceremony, para pemred langsung turut menyaksikan pertandingan PSSI U-22 v Jepang. Tidak penting, hasilnya kalah 1-5, tetapi fasilitas stadion sudah berfungsi hampir 100 persen. Lighting, sound system, rumput, fasilitas VIP, meja wartawan peliput, LED, kursi stadion, semua sudah ready. “Kualitas stadion kami tidak kalah cantik dengan stadion lain di Indonesia. Kalau dari jauh, bentuknya seperti kapal, karena ada sampan yang menjadi pilar berdirinya gedung itu,” tuturnya. (don/bersambung)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Media dan Realitas seperti Salah Sambung
Redaktur : Tim Redaksi