Media dan Realitas seperti Salah Sambung

Selasa, 02 Agustus 2011 – 11:21 WIB

Dirut PLN, Dahlan Iskan, yang juga Ketua Serikat Pekerja Pers (SPS) itu merasakan ada yang ganjil dalam pemberitaan persAntara media dan realitas seperti tidak nyambung

BACA JUGA: Inflasi Menurun, Pendapatan Per Kapita Naik

Yang satu bergerak ke kanan, yang satu bergeser ke kiri.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

jpnn.com - MOBIL- MOBIL mewah kian banyak berseliweran

Mobil baru pun menambah macet jalanan

BACA JUGA: Hatta Rajasa Mengasah Optimisme Ekonomi

Sepeda motor beraneka merek berbiak luar biasa
Bandara, di hampir semua kota, dipadati orang

BACA JUGA: Percepat Kemajuan Sumsel

Mirip terminal bus sajaMal terus bertum buh dan tetap ramai dikunjungi pembeliVolume perdagangan terus melambungPendapatan perkapita pertahun meningkatCadangan devisa nasional saat ini terbesar dan posisinya terbaik selama negeri ini berdiriKegiatan ekonomi hidup, sektor informal berkembang.

Itu adalah realitas yang bisa dilihat dan dirasakanTetapi, kanvas media menggambarkan dengan lukisan yang kontras’’Negeri ini seperti sedang kalut, sedang kisruh, bahkan nyaris bangkrut! Padahal, relitasnya bagus? Kenapa bisa begini?’’ tanya Dahlan Iskan dalam Forum Pemred di Novotel Palembang itu’’Menurut saya, ini justru bagus sekali! Bagus, karena tidak nyambung antara realitas dan reportase media!’’ lanjut mantan big boss Jawa Pos Group iniHah! Bagus? Tidak nyambung kok bagus? Majas sinisme atau sarkasme apa lagi nih? ’’Lho, ini serius,” lanjut dia ”Suasana tidak nyambung itu justru bagusIni menunjukkan bahwa ekonomi dan politik semakin terpisahIni adalah ciri-ciri negara modern, negara maju, di mana politik dan ekonomi itu tidak lagi nyambung,’’ jelas Dahlan seriusLalu kalau begini terus, siapa yang dirugikan? ’’Kelak yang paling rugi adalah orang-orang politik

:TERKAIT Politisi bisa jadi akan dijauhi publik, karena mereka tidak membumi, tidak bisa memberikan gambaran yang apa adanyaYang paling dirugikan kedua adalah mediaKalau tidak bisa menyambungkan fakta dan informasi ke publik, media pun akan ditinggalkan konsumennya,’’ kata pemilik jaringan media terbesar di Indonesia ini sambil mengingatkan sekitar 100 pemred ituKarena itu, dia berpesan agar media berhati-hati dalam menyusun materi pemberitaanJangan ikut-ikutan politisi yang seolah tidak menginjak bumiSebab, hanya kuntilanak yang tidak menginjak bumi’’Kecuali kalian mau ikut-ikutan menjadi kuntilanak! Tidak membumi!’’ sindir Dahlan yang pekan lalu sempat ’’disenggol’’ Nazaruddin ituDalam kasus Nazaruddin versus Anas Urbaningrum, Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Dahlan juga ikut-ikutan kena limbahnyaTetapi dia justru bersyukur, karena bisa ’’numpang ngetop’’ melalui gelombang isu yang sedang menghantam partai berlogo bintang tiga sudut itu’’Saya justru bangga, memiliki petugas kontrol di lapangan yang tidak mempan disuap.

Coba kalau pegawai PLN di bawah itu mau disogok Rp 100 juta saja! Ribuan ton batubara yang tidak standar itu bercampur dengan jutaan ton batubara yang lain? Siapa yang tahu? Tapi, itu tidak dilakukan, dan saya sudah cek,’’ jelas DahlanKarena itu, dia tidak risau sedikit pun oleh isu yang menyambarnya itu’’Ini berarti sudah mulai ada perubahan yang mendasar di tingkat bawahInilah impact paling kelihatan dari program menuntaskan 7 musuh besar PLN yang sedang saya tuntaskan sampai tahun depan,’’ tegas bapak dua anak yang hobi jalan pagi iniPertama, kata dia, mengatasi krisis listrik yang terus digeber dari sejak dilantik sampai sekarangKedua, menuntaskan daftar tunggu, yang sampai 65 tahun Indonesia Merdeka pun masih ada yang belum pernah merasakan setrum listrikKetiga, membereskan problem kerusakan travo yang setiap tahun puluhan ribu kali dan silih berganti itu Keempat, menertibkan sistem keuanganDari soal incaso, pembayaran setoran, mengatur cash flow, integrasi na sional dari semua wilayah dan modernisasi sistem.

Kelima, mengatasi gangguan kabel penyulangSeperti di DKI Jakarta saja harus mengganti lebih dari 1.000 kilometer kabel di bawah tanahDaerah lain juga menghadapi problem sama, dan itu satu per satu harus ketemu solusinyaKeenam, uji kompetensi bagi puluhan ribu karyawan PLN dengan sistem online’’Habis Lebaran uji kompetensi ini akan kami lakukan,’’ katanyaKetujuh, kata dia, memaksimalkan energi dari gas alamNegeri ini kaya akan gas, tetapi gas itu sudah dijual ke negara lainPadahal, PLN masih sangat membutuhkan gas tersebut untuk pembangkit listrikSebenarnya masih ada satu poin lagi yang cukup besar yang sedang digarap PLN, yakni regenerasi di tubuh PLN, dari tingkat I, tingkat II sampai ke lapisan ketiga’’Kalau itu sudah beres semua, maka tugas saya sudah tuntas di PLN,’’ tegas Dahlan yang oleh orang Tiongkok sering dipanggil I Se Kan itu(don/bersambung)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menciptakan Resonansi CSR yang Menggaung


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler