Jadi Tukang Parkir agar Bisa Kuliah

Senin, 31 Juli 2017 – 05:29 WIB
Herman Hutabarat. Foto: MELY YONANI/JAMBI EKSPRES

jpnn.com - Herman Hutabarat rela menjadi tukang parkir agar bisa melanjutkan pendidikannya. Dia geluti pekerjaan itu sejak tiga tahun yang lalu.

MELY YONANI

BACA JUGA: Biaya Kuliah Mahasiswa Bidik Misi Ditanggung 4 Tahun, Lampaui Batas Bagaimana?

WAJAHNYA tampak lelah sambil mengatur kendaraan yang datang ke apotik KDA, Sipin, Kota Jambi. Cuaca memang terik. Jika tak ada yang parkir, dia manfaatkan untuk beristirahat sejenak.

Herman Hutabarat terpaksa menjadi tukang parkir pada siang hari demi bisa berkuliah. Dia kuliah malam.

BACA JUGA: Lihat nih, Andika Kangen Band jadi Tukang Parkir?

Pria kelahiran 1995 itu merupakan perantauan. Kini, Dia sudah Semester V sebagai mahasiswa di Universitas Batanghari. “Saya ambil ekonomi managemen,” ujarnya.

Herman terlahir dari keluarga yang kurang mampu. Anak ke-3 dari 4 bersaudara ini merupakan anak petani. Kedua orang tuanya tinggal di Medan sebagai petani sayur-mayur.

BACA JUGA: Dulu Tandus dan Miskin, Kini jadi Desa Percontohan di Asia Tenggara, Keren!

“Waktu lulus SMA, mau kuliah orang tua bilang tidak ada duit. Saya merantau, tidak mungkin Saya maksa,” akunya.

Upah yang didapat menjadi tukang parkir tak begitu banyak. Satu hari maksimal mendapatkan uang Rp 100 ribu. Hasil itu harus bisa dibagi-bagi, simpan untuk bayar uang kuliah, kontrakan, dan makan.

“Harus pas, yang penting ngirit,” jelasnya.

Uang kuliah memang harus dia sisihkan setiap hari. Uang kuliah yang ia bayar satu semester Rp 5 juta lebih.

“Orang tua sudah susah, tidak mungkin saya nambah susah, cari kerja sendiri, cari makan sendiri, begitulah,” ungkapnya.

Selain menyisihkan biaya untuk kuliah dan makan. Dia juga harus menyisihkan uang untuk pulang bertemu keluarganya. “Setiap setahun sekali, saya usahain untuk pulang kampung,” ujarnya.

Dia juga bercerita ketika pertama kali merantau ke Jambi. Dia harus bekerja terlebih dahulu untuk mengumpulkan biaya mendaftar kuliah. “Kerja dulu baru bisa daftar kuliah,” pungkasnya. (***)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Merinding! Syaiful Bakar Ibu, Adik, dan Kakeknya


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler