Jadi Ujung Tombak Layanan Kesehatan, Nakes Diminta Melek Teknologi

Senin, 02 Oktober 2023 – 21:15 WIB
Kemenkominfo bersama KTKI memberikan pembinaan literasi digital bagi Konsil Kefarmasian untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat. Foto dok. Kemenkominfo

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI) memberikan pembinaan literasi digital bagi Konsil Kefarmasian untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat. 

Ketua KTKI, Amirudin Supartono menyampaikan perkembangan teknologi informasi yang makin pesat harus diikuti kemampuan sumber daya manusia (SDM) untuk menguasainya. Hal ini demi tujuan kemaslahatan yang lebih besar dan memudahkan manusia dalam aktivitasnya. 

BACA JUGA: 300 Nakes Ramaikan SCRB From Hero to Hero: The Dream Run

Selain bidang-bidang potensial lainnya, penguasaan teknologi informasi dan digital juga harus dikuasai oleh mereka yang bekerja di sektor kesehatan. 

"Hal ini agar tenaga medis dan kesehatan mampu memberikan layanan yang lebih baik bagi masyarakat, " kata Ketua KTKI, Amirudin Supartono dalam keterangannya, Senin (2/10). 

BACA JUGA: John Riady Minta Tak Perlu Khawatirkan soal Pengaturan Nakes Asing di UU Kesehatan

Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo Bonifasius Pudjianto, mengatakan bahwa di era transformasi digital ini membawa perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang pelayanan publik.

“Oleh karena itu, pemahaman tentang literasi digital menjadi sangat penting, terutama bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan yang bertugas sebagai pelayanan publik,” kata Boni.

BACA JUGA: Lewat Cara ini Keuskupan Agung Jakarta dan Kominfo Dorong Literasi Digital Anak Muda

Semenrara, Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Sofian Lusa menjelaskan bahwa dalam pemberdayaan literasi digital ini, tenaga medis dan tenaga kesehatan harus menguasai kecakapan digital untuk bisa mengoptimalkan penggunaan teknologi digital dalam pekerjaan mereka.

“Peningkatan kecakapan digital secara individu melalui lifelong learning menjadi kunci yang harus dimiliki oleh tenaga kesehatan dan tenaga medis agar mampu memanfaatkan teknologi untuk memberikan layanan kesehatan secara profesional untuk masyarakat sebagai penerima layanan kesehatan," kata Sofian.

Sementara itu, anggota Dewan Pengawas dan Anggota Pendidik Ikatan Audit Sistem Informasi Indonesia (IASII), Hari Singgih Nugroho mengatakan bahwa transformasi digital membawa dampak pada perubahan keamanan dan keselamatan pemanfaatan fasilitas digital yang harus diantisipasi oleh nakes dan tenaga medis.

Oleh karena itu, harus mempelajari analisa risiko untuk menghindari kemungkinan yang akan terjadi. 

"Kita harus dapat memahami manfaat dan risiko untuk meningkatkan kewaspadaan agar tidak terjebak pada masalah yang tidak dimengerti, " ucap Hari.(esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler