SAAT INI, harga daging sapi di Indonesia masih tinggi. Untuk menurunkan harga daging sapi, pemerintah sepakat mempercepat impor daging semester dua yang dilakukan hingga 30 September 2013. Ini dilakukan untuk mengamankan kebutuhan Lebaran pada Agustus mendatang.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan pihaknya bersama Menteri Pertanian telah mengeluarkan surat keputusan terkait pengamanan harga sapi. Beberapa poin yang disepakati yaitu, pembebasan impor daging prime cut, percepatan realisasi impor daging beku dan bakalan, dan penambahan peran Perum Bulog sebagai stabilisator daging.
"Ini langkah untuk pengamanan pada saat Lebaran dulu yang kami pikirkan. Jadi realisasi impor sapi bakalan pada bulan Juli dimajukan di bulan Juni. Sementara impor daging beku semester dua dilakukan sampai 30 September. Untuk kebutuhan kuartal empat kami bakal evaluasi realisasi impor setelah Lebaran," terangnya saat ditemui di kantornya kemarin.
Khusus untuk lebaran nanti, lanjut Gita, Perum Bulog diizikan untuk melakukan operasi pasar. Sehingga daging impor yang diperoleh Bulog diperbolehkan masuk ke pasar tradisional. Namun saat ini jumlah kuota yang diberikan oleh Bulog belum dipastikan. Namun ia berjanji bakal mengumumkan awal bulan depan. Mengingat bulan Ramadhan jatuh pada minggu pertama bulan Juli.
Pada kesempatan yang sama Menteri Pertanian Suswono menjamin keputusan tersebut tidak akan menekan petani. Produksi daging petani masih mejadi pemasok utama kebutuhan daging di masyarakat. "Dengan harga yang diinginkan oleh pemerintah yakni Rp 76 ribu per kilogram sebenarnya petani sudah untung. Tapi sekarang di pasar harga masih melambung tinggi. Ini yang kami coba stabilkan," ujarnya.
Selain itu, lanjut Suswono, hingga kini realisasi impor daging masih rendah. Pada semester pertama impor daging ditargetkan 19 ribu ton, tapi realisasinya hingga Mei ini masih 11 ribu ton. "Sisa impor pada semester satu itu bakal dilakukan pada Juni nanti. Lalu ditambah dengan kuota daging dari semester berikutnya yang dipercepat," ucapnya.
Mengenai kuota daging yang dipercepat pada semester satu, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Bachrul Chairi menyebutkan impor sapi bakalan pada bulan Juli yakni 15 ribu bakal dimajukan di bulan Juni. "Kalau daging beku dihitung saja. Tahun ini impor daging beku 32 ribu ton. Dua puluh persen merupakan prime cut. Hitungan kasarnya sisa itu dibagi per kuartal," terangnya. Berdasarkan hitungan tersebut maka daging kuartal tiga yang dimajukan pada kurtal dua yakni 6.400 ton.
Menurut Data Kementerian Pertanian, tahun ini pemerintah memberikan kuota impor sapi bakalan 267 ribu ekor. Hingga kuartal kedua nanti target yang diimpor yakni 174.536 ekor. Dengan pembagian 56.605 ekor pada kuartal pertama dan 117.931 pada kuartal II. "Impor kuartal dua itu sudah hampir memenuhi target tapi pemerintah masih merasa kurang jumlah tersebut bisa mengamankan pasokan saat Ramadhan dan Lebaran. Jadi jatah kuarta tiga yakni 46.231 ekor akan diselesaikan pada Juni," terangnya saat mengunjungi tempat penggemukan sapi PT Tanjung Unggul Mandiri di Tangerang, Jawa Barat. (tir/uma/jpnn)
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan pihaknya bersama Menteri Pertanian telah mengeluarkan surat keputusan terkait pengamanan harga sapi. Beberapa poin yang disepakati yaitu, pembebasan impor daging prime cut, percepatan realisasi impor daging beku dan bakalan, dan penambahan peran Perum Bulog sebagai stabilisator daging.
"Ini langkah untuk pengamanan pada saat Lebaran dulu yang kami pikirkan. Jadi realisasi impor sapi bakalan pada bulan Juli dimajukan di bulan Juni. Sementara impor daging beku semester dua dilakukan sampai 30 September. Untuk kebutuhan kuartal empat kami bakal evaluasi realisasi impor setelah Lebaran," terangnya saat ditemui di kantornya kemarin.
Khusus untuk lebaran nanti, lanjut Gita, Perum Bulog diizikan untuk melakukan operasi pasar. Sehingga daging impor yang diperoleh Bulog diperbolehkan masuk ke pasar tradisional. Namun saat ini jumlah kuota yang diberikan oleh Bulog belum dipastikan. Namun ia berjanji bakal mengumumkan awal bulan depan. Mengingat bulan Ramadhan jatuh pada minggu pertama bulan Juli.
Pada kesempatan yang sama Menteri Pertanian Suswono menjamin keputusan tersebut tidak akan menekan petani. Produksi daging petani masih mejadi pemasok utama kebutuhan daging di masyarakat. "Dengan harga yang diinginkan oleh pemerintah yakni Rp 76 ribu per kilogram sebenarnya petani sudah untung. Tapi sekarang di pasar harga masih melambung tinggi. Ini yang kami coba stabilkan," ujarnya.
Selain itu, lanjut Suswono, hingga kini realisasi impor daging masih rendah. Pada semester pertama impor daging ditargetkan 19 ribu ton, tapi realisasinya hingga Mei ini masih 11 ribu ton. "Sisa impor pada semester satu itu bakal dilakukan pada Juni nanti. Lalu ditambah dengan kuota daging dari semester berikutnya yang dipercepat," ucapnya.
Mengenai kuota daging yang dipercepat pada semester satu, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Bachrul Chairi menyebutkan impor sapi bakalan pada bulan Juli yakni 15 ribu bakal dimajukan di bulan Juni. "Kalau daging beku dihitung saja. Tahun ini impor daging beku 32 ribu ton. Dua puluh persen merupakan prime cut. Hitungan kasarnya sisa itu dibagi per kuartal," terangnya. Berdasarkan hitungan tersebut maka daging kuartal tiga yang dimajukan pada kurtal dua yakni 6.400 ton.
Menurut Data Kementerian Pertanian, tahun ini pemerintah memberikan kuota impor sapi bakalan 267 ribu ekor. Hingga kuartal kedua nanti target yang diimpor yakni 174.536 ekor. Dengan pembagian 56.605 ekor pada kuartal pertama dan 117.931 pada kuartal II. "Impor kuartal dua itu sudah hampir memenuhi target tapi pemerintah masih merasa kurang jumlah tersebut bisa mengamankan pasokan saat Ramadhan dan Lebaran. Jadi jatah kuarta tiga yakni 46.231 ekor akan diselesaikan pada Juni," terangnya saat mengunjungi tempat penggemukan sapi PT Tanjung Unggul Mandiri di Tangerang, Jawa Barat. (tir/uma/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SKK Migas Tuding Pemkab di Jambi Mengada-ada
Redaktur : Tim Redaksi