Jaga Jarak Dicabut, Kondisi Brasil Sangat Buruk, 60.632 Kematian

Kamis, 02 Juli 2020 – 08:58 WIB
Para pria membawa kotak penutup peti jenazah ke pemakaman Kota Sao Pedro, di tengah penyebaran COVID-19 di Sao Paulo, Brasil, Kamis (14/5/2020). Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Amanda Perobelli/wsj/cfo

jpnn.com, SAO PAULO - Jumlah kematian akibat serangan COVID-19 di Brasil hingga Rabu (1/7) telah melampaui angka 60.000.

Kementerian Kesehatan Brasil juga menyebut adanya gelombang penularan baru COVID-19 di wilayah Selatan dan Barat Tengah negeri itu.

BACA JUGA: Tolong, Patuhi Pesan Gubernur Jatim, Kecuali Sangat Terpaksa

Data Kementerian Kesehatan Brasil menyebutkan, jumlah kematian tambahan sebanyak 1.038 tercatat dalam 24 jam terakhir, hingga keseluruhannya menjadi 60.632.

Total kasus terkonfirmasi diperbaiki menjadi 1.448.753 dari 1.447.523, yang menandai kenaikan harian sebanyak 46.712 dari Selasa.

BACA JUGA: Laudya Cynthia Bella Cerai, Unggahan Mantan Istri Engku Emran jadi Sorotan

Angka tersebut membuat Brazil sebagai negeri dengan wabah terburuk kedua di dunia di belakang Amerika Serikat.

"Ada penambahan dalam jumlah kasus COVID-19 di hampir semua negara bagian baik di wilayah Barat Tengah maupun Selatan yang , hingga dua atau tiga pekan lalu, memiliki sedikit kasus," Eduardo Marques Macjrio, pejabat kesehatan senior, mengatakan kepada jurnalis dalam konferensi pers.

BACA JUGA: Gugus Tugas Covid-19 Ingatkan Warga Jabar, Penting

Jumlah kematian di wilayah Selatan dan Barat Tengah tumbuh masing-masing 37 persen dan 36 persen.

Kondisi tersebut bertolak belakang dengan penurunan yang terlihat di Utara dan Tenggara dan kecenderungan stabilitas penularan di Timur Laut.

Di Selatan, skenario yang memburuk muncul setelah negara-negara bagian seperti Rio Grande do Sul dan Santa Catarina menjadi yang pertama mencabut langkah-langkah jaga jarak sosial.

Negara bagian Sao Paolo tetap merupakan pusat pandemi corona di Brazil, dengan lebih dari 15.000 kematian dan 290.000 kasus terkonfirmasi, menurut Kementerian Kesehatan. (Reuters/Antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler