jpnn.com - Himpunan Mahasiswa Universitas Terbuka (Himmas UT ) Taiwan sukses menggelar berbagai kegiatan seni dan budaya 'Indonesia Tempo Doeloe IV', di Taoyuan New Immigrants Culture Hall, Taiwan, Minggu (29/12).
Acara bertajuk "Penjaga Warisan Nusantara" tersebut untuk memperkenalkan keragaman budaya dan kesenian Indonesia bagi masyarakat di sana.
BACA JUGA: Rieke PDIP Belum Penuhi Panggilan MKD DPR, Ini Alasannya
"Ini menjadi wadah memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada warga Taiwan sekaligus ajang solidaritas bagi pekerja migran Indonesia (PMI) di negeri rantau," kata Direktur UT Layanan Luar Negeri Dr. Pardamean Daulay, Senin (30/12).
Berbagai pertunjukan seni yang ditampilkan mulai dari tari tradisional seperti Hanoman dan Wonderland Indonesia oleh UTers Dancer, hingga atraksi unik Suhe Magic Show yang memukau penonton dengan trik membaca pikiran.
BACA JUGA: Polemik Hasto Tersangka, Habiburokhman Gerindra: Sampai Kiamat Enggak Selesai
Ada juga penampilan Lorena Buto Gedruk Lindu Aji Budoyo, Pencak Silat PSHT, serta hiburan musik melayu oleh Savita Music dan Nita Music.
Dia menambahkan, kegiatan ini bukan sekadar perayaan budaya, tetapi menjadi simbol perjuangan pekerja migran Indonesia dalam menjaga identitas bangsa di luar negeri.
BACA JUGA: Hasto Tersangka, Connie Sebut Pengamanan Dokumen Penting ke Rusia, Wow!
Melalui kolaborasi lintas komunitas, Indonesia Tempo Doeloe IV mengukuhkan pekerja migran Indonesia sebagai duta budaya yang membawa harum nama bangsa.
“Melihat bendera UT berkibar di tengah kota Taipei sungguh membanggakan. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa UT di Taiwan mampu menjadi duta budaya nusantara yang hebat,” ujarnya.
Kesuksesan pergelaran Indonesia Tempo Doeloe IV menjadi bukti nyata bahwa budaya Indonesia tetap hidup, bahkan berkembang di tengah komunitas diaspora.
Dengan dukungan dari Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, Himmas UT Taiwan di bawah kepemimpinan Muhammad Azis berhasil mempererat hubungan budaya antara Indonesia dan Taiwan.
Pardamean menambahkan harapannya agar acara seperti ini terus berlangsung di masa datang dan dapat menginspirasi mahasiswa UT di negara lain seperti Hong Kong, Korea Selatan, Jepang, dan Arab Saudi.
"Kegiatan seperti ini tidak hanya merayakan budaya tetapi juga menunjukkan semangat pekerja migran Indonesia sebagai penjaga warisan nusantara," tegasnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, Arif Sulistyo, Depnaker Kota Taoyuan dan Radio Taiwan Internasional.
Ini menjadi bukti dukungan lintas lembaga dalam melestarikan budaya Indonesia di kancah internasional. (esy/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad