jpnn.com, BELITUNG - Kementerian Pariwisata (kemenpar) terus konsisten menjaga pergerakan wisatawan mancanegara maupun nusantara di bidang meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE).
Kementerian di bawah komando Arief Yahya itu mendukung acara Rapat Koordinasi (Rakor) Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dengan tajuk Pengelolaan Arsip Aset Nasional yang digelar di Hotel Grand Hatika Belitung, 27 hingga 28 April 2017.
BACA JUGA: Kemenpar dan 34 Dispar Provinsi Rakor Sustainable Tourism Development
” Kami dukung acara ini karena pertimbangannya adalah acara ini kegiatan MICE yang sangat berpotensi untuk mendatangkan wisatawan nusantara. Dengan MICE, perekonomian masyarakat di Bangka Belitung secara otomatis akan terangkat, karena MICE itu digelar dengan banyak wisatawan, pengeluaran uangnya banyak, dan dengan waktu yang cukup lama,”ujar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti.
Kepala Bidang Penguatan Jejaring Hidayat menambahkan, dari pengalamannya MICE memang terbukti ampuh menggerakkan roda ekonomi.
BACA JUGA: Ini Jurus GenPI Jabar Populerkan Eco Music Camp 2017
MICE jadi makin terlihat seksi lantaran jumlah pesertanya banyak, partisipannya adalah decision marker, length of Stay-nya panjang, media coverage-nya luas dan spendingnya sangat tinggi.
“Dari Meeting, Incentives, Conferences, Exhibitions, membawa berkah yang tidak sedikit. Hotel, restoran, venue, rental mobil, handycraft, destinasi wisata, yang kami sebut ring satu, semua kebagian rezeki. Kalau pameran lebih bagus lagi. Selain ring satunya dapat, ring duanya juga kebagian,” terang Hidayat.
BACA JUGA: Jaring Wisman Jepang, Kemenpar Kirim Misi Selling ke Tokyo dan Sendai
Ring yang dimaksud Hidayat adalah transaksi dagang. Nominal yang didapat dari ring dua ini angkanya bisa mencapai 10 kali lipat dari income ring satu.
“Angkanya sangat besar. Kalau sebelumnya pariwisata dapat USD 10 M di 2013, lalu naik USD 11 M di 2014, dan naik lagi USD 12,6 M di 2015, di 2017 bisa lebih dahsyat lagi karena MICE terus digenjot. Industrinya kan cenderung sustainable, maka dari itu kami fokus terus,” katanya.
Ketua ANRI Mustari Irawan mengucapkan terima kasih kepada Kemenpar yang telah mendukung acaranya.
Kata dia, selain sekitar 200 peserta yang hadir dari seluruh Indonesia bisa melakukan rakor dengan baik, para peserta juga bisa menikmati keindahan Bangka Belitung yang juga masuk menjadi salah satu destinasi prioritas Kemenpar.
” Ini kerja sama yang sangat baik antara Kemenpar ANRI, karena di sini kami bisa berkumpul untuk menyusun langkah koordinatif pengelolaan arsip aset baik di tingkat pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, juga disini adalah momentum Kemenpar untuk memperkenalkan destinasi Bangka Belitung sebagai salah satu destinasi 10 Bali Baru,”ujar Mustari,
Kata Mustari, Rakor itu atau MICE itu menyatu dengan pariwisata. Biasanya selepas acara atau sebelum acara, ada sesi city tour atau culinary tour, mengunjungi satu tempat paling menarik di kota tempat MICE dilangsungkan.
”Inilah yang bisa menggerakkan ekonomi. Semua roda ekonomi terkait dengan MICE dan tour-nya bisa hidup dan berkembang, Rakor berhasil, pariwisata meningkat,” katanya.
Mustari menambahkan, keberhasilan rakor juga sangat penting bagi ANRI.
Pasalnya, Rakor yang digelarnya merupakan Rakor Pengelolaan Aset Nasional mengemban amanat undang-undang nomer 43 tentang kearsipan dan peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2012 tentang pelaksanaan undang-undang nomor 43 tentang kerarsipan.
” Jelas tujuannya adalah agar dokumen atau arsip bidang ekonomi, kekayaan alam, kekayaan budaya, bidang politik, bidang pertahanan, kekayaan intelektual yang bernilai guna tinggi serta bersifat vital bisa terjaga dengan baik, teridentifikasi dengan baik, tertata dan terawat, tersedianya data base, mudah diakses dan terselamatkannya aset negara dari indikasi penyalahgunaan kepemilikan. Artinya, betapa pentingnya rakor kami yang didukung oleh Kemenpar ini,”tandasnya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wisman Korsel Meningkat, KAG Jajaki Buka Direct Flight Seoul-Manado
Redaktur : Tim Redaksi