BACA JUGA: KPU Warning Dana Gelap
Hasil hitung cepat (quick count) oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menempatkan paket itu meraih 56,40 persen suara, terpaut sangat jauh jika dibandingkan dengan dua pasangan kandidat lain.Kemenangan Pasti-Yoga mem¬buktikan mesin partai berlambang banteng moncong putih di Bali masih jreng
BACA JUGA: Angket BBM Diketuai Fraksi PAN
Calon Partai Demokrat dan partai gurem, I Gde Winasa-IGB Alit Putra (Win-Ap), hanya unggul di kan¬dangnya
BACA JUGA: Zulkifli Ketua Pansus Angket BBM
Hasil hitung cepat suara yang diraih Winasa hanya 18,51 persen.Seperti paket Win-Ap, pasangan yang dibawa oleh Partai Golkar, Cok Budi Suryawan (CBS) dan Nyoman Gde Suweta, juga hanya menang di GianyarTotal suara yang diraih pasangan ini 25,09 persen.
”Hasil ini sama dengan survei kami sebelumnya,” ujar Direktur LSI Denny J.Asaat ditemui di Sekar Tunjung Center
Yang menarik, kemenangan Pasti-Yoga sudah diprediksi seminggu sebelum pencoblosanHasil survei LSI, Pasti-Yoga unggul dengan suara 40 persen, disusul Win-Ap 17 persen, dan CBS – Suwetha 12 persenSedangkan 25 persen lagi adalah masa mengambang (floating mass)
Lantas, apa penyebab tumbangnya Win–Ap? Menurut Denny, Winasa-Alit Putra kalah karena, antara lain, isu agama ganda dari sosok yang sukses menjadi bupati Jembrana tersebutPada Januari lalu posisi Winasa masih mengungguli Pasti-Yoga dengan capaian 37 persen atau unggul 7 persen
Tetapi, pada survei kedua April lalu, setelah dihantam isu agama ganda dengan berbagai dokumen yang mendukung, posisi Winasa langsung anjlokSuami Bupati Banyuwangi Ratna Ani Lestari itu hanya meraih 19 persen suara, sedangkan suara Pastika –jenderal polisi bintang tiga yang pernah jadi Kapolda Bali– terdongkrak hingga 40 persen
Paket CBS-Suwetha, menurut Denny, cenderung stabil”Paket ini tidak ada pergerakan berarti saat survei tersebut,” katanya
Pendapat Denny itu diperkuat pernyataan Manajer Pemenangan Indonesia Timur LSI Fajar Tamin. Kepada Radar Bali (Grup JPNN), Fajar menyatakan ada tiga hal yang mendongkrak perolehan suara Pasti-YogaSelain dukungan PDIP yang menjadi partai mayoritas di Bali, Pastika lebih dikenal di tingkat nasionalPastika yang juga mantan ketua pelaksana harian Badan Narkotika Nasional (BNN) juga lebih disukai daripada dua kandidat lain
Pastika dikenal dan disukai rakyat Bali hampir 95 persen dan 85 persen dibandingkan dua kandidat lain”Ini kunci kemenangan Pasti-Yoga,” urainyaPastika sendiri enggan memberi komentar mengenai kemenangannya itu”Silakan tanya kepada rakyat,” kata Pastika yang namanya melejit saat pengusutan para tersangka Bom Bali
Kemenangan itu langsung disyukuri oleh Pastika dengan mengadakan persembayangan di mrajan (tempat sembahyang) belakang Sekar Tunjung CenterDia mengajak istri, anak, dan kerabatnya
Sementara itu, Ketua DPD PDIP Bali Tjok Ratmadi menyatakan bahwa kemenangan Pasti-Yoga menunjukkan mesin partai berjalan sempurnaMeski sempat dihantam isu suara PDIP terbelah (untuk Pastika dan Winasa), fakta di lapangan ternyata berkata lain”Ini menunjukkan Bali adalah gudangnya kaum nasionalis,” tandasnya
Menyangkut tumbangnya Winasa yang notabane juga kader PDIP, Tjok Ratmadi menyatakan sudah diprediksi sebelumnya”Itu (kekalahan) karena kita sengaja memancing dia fokus di kandangnya sendiriJadi, ya dia hanya unggul di JembranaDi kabupaten lain, kalah telak,” tandasnya.
Yang juga menarik adalah kekalahan dua calon wakil gubernur di TPS-nya masing-masingAlit Putra yang mencoblos diantar istri kalah telak di TPS 15, Banjar Sembung Sari, Sumertha Kelod, DenpasarHanya cawagub PDIP Puspayoga yang menang telak di kandangnyaPuspayoga mencoblos di TPS IX Dangin Puri Kauh, Denpasar.
Bahkan, sesudah mencoblos, Alit Putra mengaku sebelumnya bermimpi diterangi sinar cerah”Kebetulan mimpi saya kemarin ada sinar cerah yang menyinariApakah itu tanda kemenangan, semoga saja ya,” katanya sambil tertawa.
Cawagub dari Golkar Nyoman Suweta juga kalah di kandang sendiriMantan Wakapolda Bali itu keok atas pasangan rivalnya, Mangku Pastika-Puspayoga, di TPS 10 Banjar Dukuh Sari, Padangsambian Kaja, Denpasar
”Ini bukan pertarungan kalah menang. Ini proses demokrasiSoal kalah menang, itu sudah biasa,” ujar Suweta yang saat mencoblos didampingi istrinya, Nenny L.MPolah(mus/rid/art/cas/nom/sur/el)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wako/Bupati Dilarang jadi Jurkam Pilgub
Redaktur : Tim Redaksi