Jajanan Pasar jadi Takjil Hotel Berbintang

Minggu, 05 Agustus 2012 – 02:28 WIB
BANDUNG - Jajanan pasar, selain banyak ragamnya, rasanya pun  nikmat meskipun memiliki bentuk yang sederhana. Meskipun demikian, jajanan pasar memiliki daya tarik tersendiri untuk warga Indonesia, juga bagi sejumlah hotel berbintang untuk menjadikannya menu takjil dalam bulan Ramadan kali ini.

Sebut saja kue lumpur, jajaran gorengan mulai dari tempe, bakwan jagung, bakwan sayuran, hingga urusan yang manis-manis seperti kolak, biji, salak, bubur-buburan, dan lainnya merupakan menu wajib berbuka puasanya warga Indonesia.
 
Jajanan-jajanan yang biasanya hanya ditemui ketika jalan-jalan ke pasar tersebut, akhirnya naik kelas saat bulan Ramadan datang. Pasalnya jajanan pasar tersebut dihadirkan oleh para hotel berbintang, sebagai menu wajib selama bulan Ramadan.
 
The Restaurant The Trans Luxury Hotel misalnya. Sajian jajanan pasar yang dijajarkan di salah satu stall nya selama bulan Ramadan tersebut, diakui  Chef de Cuisine The Restaurant, Derry Irawan sebagai andalan gaya berbuka di Indonesia. "Tak hanya mengandalkan cita rasa Indonesia saja, gaya ini juga bisa kami pastikan sebagai usungan berbagai Negara. Apa saja yang enak, dan bisa disesuaikan dengan lidah, pasti kami hadirkan,” katanya kepada Radar Bandung.
 
Bukan hanya di The Trans Luxury Hotel, Ibis Bandung Trans Studio pun menonjolkan menu-menu berbuka tradisional untuk buffet bulan Ramadan. Dan untuk main course, Ibis Bandung Trans Studio pun mengandalkan menu-menu Indonesia, yang tidak kalah nikmatnya.
 
Jajanan pasar juga menjadi menu takjil wajib selama bulan Ramadan di Hilton Bandung, yang mengandalkan puluhan jenis hidangannya mulai dari kolak, gorengan, dan beberapa jenis jajanan pasar lainnya.
 
Hidangan tradisional dan jajanan pasar pun bisa ditemui di Grand Aquila Bandung selama satu bulan penuh di bulan Ramadan kali ini. Menurut Executive Chef Grand Aquila Hotel, Dicky Dewantara, menu-menu takjil tradisional yang diadakannya untuk Cafe Pasteur selama bulan Ramadan tersebut, supaya makanan yang masuk ke lidah warga Indonesia tidak terlalu asing.
 
"Karena berdasarkan pengalaman, orang Indonesia lebih memilih makanan yang tidak asing dilidah untuk menu berbuka, makanya kami membuat jajanan pasar, takjil tradisional, dan hidangan Indonesia untuk mengisi menu Ramadan," katanya. (mga)
BACA ARTIKEL LAINNYA... ESDM Siapkan SPBU Listrik Gratis

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler