Jakarta Juara Daerah Tertinggi HIV/AIDS

Kamis, 01 Desember 2011 – 10:54 WIB

JAKARTA–Kementerian Kesehatan mendorong pemerintah daerah di Indonesia untuk menerbitkan peraturan daerah (Perda) tentang pencegahan HIV/AIDSPerda Pencegahan HIV/AIDS diharapkan mampu menjadi salah satu rambu untuk menekan laju penyebaran penyakit mematikan tersebut

BACA JUGA: Dua Ribu Warga Bogor Terjangkit HIV/AIDS



Wakil Menteri Kesehatan Ali Gufron menyebut, saat ini Kementerian Kesehatan terus berupaya agar semakin banyak daerah yang menerbitkan peraturan daerah pencegahan HIV/AIDS
Perda serupa juga diharapkan mampu menjadi payung agar orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) tidak lagi menjadi korban diskriminasi layanan kesehatan.

”Saat ini telah mencakup 17 provinsi dan 67 kabupaten di Indonesia,’’ kata Ali Gufron

BACA JUGA: Angka Kriminalitas di Jakbar Kian Mengkhawatirkan

Menurutnya, keberadaan Perda bisa menambah rambu penekan laju penyebaran HIV/AIDS yang hingga kini masih menjadi penyakit mematikan
Perda tersebut bisa berisi tentang ketentuan-ketentuan terkait pencegahan hubungan seks berisiko tinggi atau model-model penyebaran HIV/AIDS lainnya

BACA JUGA: Lingkungan Jakarta Bisa Lahirkan Generasi Idiot

Selain melalui hubungan seks, penyebaran HIV/AIDS juga terjadi melalui penggunaan jarum suntik narkoba yang tak steril.

Ali Gufron mengingatkan, perilaku sehat menjadi salah satu kunci pencegahan penyebaran HIV/AIDSMenurutnya, ada kecenderungan peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan pencapaian sasaran Millenium Development Goals (MDGs). 

’’Hal ini berkat pelaksanaan pembangunan kesehatan yang komprehensif dan berkesinambunganSeluruh komponen bangsa harus bekerjasama untuk mewujudkan, meningkatkan, dan melakukan aksi nyata dalam meningkatkan perilaku sehat masyarakat,’’ bebernya

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama menambahkan, perkembangan kasus HIV di Indonesia sejak tahun 1987 sampai dengan September 2011 mencapai 71.437 kasusJumlah kasus baru HIV pada 2011 saja mencapai 15.589Lalu, jumlah kumulatif kasus AIDS dari 1987 sampai September 2011 tercatat sebanyak 28.041Sedangkan jumlah kasus baru AIDS pada 2011 sebanyak 1.805Angka AIDS pada 2011 menunjukkan penurunan jika dibanding pada angka serupa pada tahun lalu yang mencapai 4.917 kasus.

Pengidap terbesar adalah kelompok umur 20-29 tahun (36,4 persen) dan 30-39 tahun (34,5 persen)Angka ini menunjukkan waktu terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) berada pada kelompok umur yang lebih muda, yakni sekitar 15-24 tahun mengingat masa tenggang sejak terinfeksi hingga berkembang menjadi AIDS butuh waktu sekitar 5-10 tahunWalau jumlah pengidap HIV/AIDS menunjukkan peningkatan, angka kematian pada 2011 justru menunjukkan penurunan jika disbanding pada 2010

Angka kematian (Case Fatality Rate) AIDS 2011 menurun menjadi 0,1 persen dibandingkan angka serupa pada 2010 sebesar 3,7 persenCelakanya, hingga kini akses ODHA kepada obat antiretroviral masih belum mencapai 40 persen.

Penyebab utama penularan HIV di Indonesia adalah melalui cairan kelamin saat berhubungan seksual, darah melalui jarum suntik di antara pengguna narkoba, dan air susu ibu (ASI) dari ibu pengidap HIV kepada bayinyaPada kasus penularan melalui hubungan seksual, di Indonesia pola penyebaran justru lebih besar terjadi pada kalangan heteroseksual.  Sebanyak 54,8 persen kasus penyebaran HIV/AIDS terjadi melalui hubungan seksual pada kelompok heteroseksualPenyebaran melalui jarum suntik menempati posisi ke dua dengan prosentase 36,2 persen

Data yang sama menunjukkan DKI Jakarta masih duduk di peringkat pertama sebagai daerah dengan penderita HIV/AIDS terbanyakDi DKI Jakarta, hingga terdapat 3997 ODHADaerah ke dua yang memiliki ODHA terbanyak adalah Papua dengan 3938 orangJawa Barat dengan jumlah 3309 ODHA berada di posisi ke tigaWalau duduk di peringkat pertama daerah dengan jumlah ODHA terbanyak, angka pertumbuhan atau penyebaran HIV/AIDS masih tergolong rendah jika dibandingkan daerah lainJakarta memiliki angka penyebaran sebesar 42, 69 sedangkan Papua mencapai 180,69

Sementara itu, sebanyak 30 ribu kondom akan dibagikan dalam Pekan Kondom Nasional sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari AIDS sedunia yang jatuh pada tanggal 1 DesemberHal tersebut disampaikan Country Director DKT Indonesia, Todd Callahan.''Melalui penyelenggaraan Pekan Kondom Nasional ini diharapkan agar masyarakat kembali diingatkan akan pentingnya penggunaan kondom sebagai salah satu cara efektif untuk mencegah penyebaran HIV dan AIDS,'' ujarnya di E-Corner Epicentrum Walk Kuningan, Jakarta, Kemarin (30/11).

Kondom tersebut akan dibagikan selama pekan kondom nasional mulai tanggal 1-7 Desember mendatang di Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Bali, dan PontianakMeski dibagikan secara gratis, jelas Todd, pihaknya tidak akan memberikan kondom tersebut pada anak di bawah umur.

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) Nafsiah Mboi mengatakan, pembagian kondom gratis itu tidak berarti bahwa mendukung perilaku seks bebas namun untuk pencegahan penularan HIV dan penyakit menular seksual lainnya''Kita akan bagikan kepada pemula yang belum tahuIni bukan berarti mendukung 'free sex' (seks bebas), seks bebas itu sudah adaKondom adalah sebagai alat pencegahan,'' tandasnya.

Dia menjelaskan, perkembangan aktivitas seks di Indonesia cukup pesat dengan adanya peningkatan transmisi virus HIV dan AIDS pada hubungan heteroseks (antara pria dan wanita)Perkembangan terlihat naik dari 38.5 persen pada 2006 ke 76,9 persen pada 2011Pesatnya penyebaran virus ini terjadi karena banyak laki-laki yang melakukan aktifitas seks bebas dan tak memakai kondomMereka mengaku tidak nyaman saat berhubungan seksual bersama pasangan.

Untuk itu, KPA bersama BKKBN bekerja sama mencegah penyebaran virus mematikan ini dengan pendekatan 'Total Football'Dengan ini, penyuluhan dijalani dengan peningkatan ilmu agama serta komunikasi antarkeluarga dan pemberdayaan pemuda dan masyarakat lewat pembagian materi edukasi di tempat publik.''Hanya ada dua pilihan, melakukan rekreasi sehat atau rekreasi seksTapi harus mau dengan kondom apabila tidak ingin terkena HIV dan AIDS,'' tandasnya.

Peran masyarakat, pemerintah serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sangat diperlukan untuk sama-sama mendukung gerakan iniSehingga tercipta lingkungan yang aman dari virus HIV dan AIDSSelain AIDS, kondom juga dapat mencegah penyakit lain seperti sifilis namun masih banyak pelanggan pekerja seks menolak untuk memakai kondom karena dinilai mengganjal dan tidak nyaman.

''Padahal jumlah penderita sifilis telah meningkat lima kali lipat dari 2007-2011, dan ini bisa ditularkan ke bayiIni bahayaBerarti pekerja seks dan pelanggannya meski sudah diberi kondom, tidak dipakai kondomnya,'' katanya(tir/dew)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Karyawan Outsourching Bandara Gantung Diri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler