jpnn.com - JAKARTA - Sebagai daerah ibu kota negara, Jakarta harus merasakan arus urbanisasi penduduk yang setiap tahunnya meningkat signifikan.
Itu sebabnya perlu ada perencanaan tata kota dan transportasi untuk menghindari kemacetan parah.
BACA JUGA: Aksi FPI Datangi Sejumlah Mal Dinilai Bentuk Nyata Intimidasi
"Jakarta itu sangat unik. Keunikannya ada pada tempat formal dan informal tapi tinggal di lokasi yang sama," kata Prof Dr Deden Rukmana, urban planner di Jakarta, Senin (19/12).
Yang membuat profesor dari Florida ini heran, sebagai kota terbesar di dunia, Jakarta satu-satunya kota tanpa mass rapid transit (MRT).
BACA JUGA: Lah, Kok Pemerintah Tak Punya Data Valid TKA Ilegal asal Tiongkok?
Dia membandingkan dengan negara tetangga Filipina dan Singapura. Meski kotanya jauh lebih kecil, pemerintah sudah menyiapkan transportasi MRT untuk antisipasi terjadinya ledakan penduduk.
"Tapi saya senang, begitu tiba di Indonesia, sudah banyak perubahan di Jakarta. MRT sudah dibangun, dan itu memang jalan satu-satunya untuk mengatasi kemacetan," tandasnya.
BACA JUGA: Soal Tenaga Kerja Ilegal asal Tiongkok, Wakil Ketua Komisi IX: Itu Bahaya
Urban planner asal Bandung ini menambahkan, model perencanaan transportasi dan tata kota di barat tidak bisa langsung diimplementasikan ke Jakarta. Namun, MRT adalah model perencanaan transportasi barat yang bisa ditiru Jakarta. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mbak Ika Ternyata Disiapkan Jadi Pengantin di Luar Jawa
Redaktur : Tim Redaksi