JAKARTA - Beberapa orang perwakilan Jakmania, suporter Persija menemui Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Mereka meminta Pemprov DKI Jakarta untuk memperhatikan masalah yang dihadapi klub sepak bola kebanggaan warga ibu kota itu.
Ketua Umum Jakmania Larico Rangga Mone mengatakan, selama ini klub bernama beken Macan Kemayoran itu dililit masalah keuangan. Masalah ini berujung pada pecahnya kepengurusan Persija.
"Persija harus alami persoalan, juga bayar hutang. Tahun ini konfliknya meruncing," kata Rangga kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (14/1).
Persija juga mengalami kendala terkait fasilitas olahraga. Sejak tergusur dari Stadion Menteng, kini Persija tidak memiliki stadion kandang tetap maupun asrama bagi para pemainnya.
"Tim yang berlabel ibukota nggak punya mess. Fasilitas pun harus numpang. Bahkan Lebak Bulus yang dimiliki UPT itu 1,2 juta per sekali main. Padahal tim yang bagus itu kan latihan dua kali. Bahkan harus numpang di kota orang lain, ini miris sekali," ungkap Rangga.
Rangga berharap Pemprov DKI dapat merealisasikan rencana pembangunan stadion di Taman BMW. Seperti janji Jokowi, stadion itu nantinya akan diperuntukan sebagai kandang Persija.
Sekretaris Jenderal Jakmania Richard Achmad Supriyanto menambahkan bahwa selama ini pemerintah daerah abai terhadap kesulitan yang dialami Persija. Padahal, ujar Richard, Pemprov DKI sebenarnya bisa dengan mudah menyediakan fasilitas bagi Persija.
"Artinya gini, banyak sarana pemerintah yang disewakan ke swasta. Tapi kebutuhan klub ibukota sendiri nggak diperhatikan. Mess atau tempat latihan misalkan seperti Lebak Bulus yang masih dimiliki pemerintah," terang Richard.
Bukan cuma pemain bola, para supporter juga dinilai tidak mendapat perhatian Pemprov DKI. Richard mengungkapkan, Pemprov DKI sama sekali tidak pernah memberi bantuan dana bagi organisasi supporter Persija.
"Lima belas tahun The Jakmania berdiri, belum pernah kita terima dana bantuan sedikit pun," pungkasnya. (dil/jpnn)
Ketua Umum Jakmania Larico Rangga Mone mengatakan, selama ini klub bernama beken Macan Kemayoran itu dililit masalah keuangan. Masalah ini berujung pada pecahnya kepengurusan Persija.
"Persija harus alami persoalan, juga bayar hutang. Tahun ini konfliknya meruncing," kata Rangga kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (14/1).
Persija juga mengalami kendala terkait fasilitas olahraga. Sejak tergusur dari Stadion Menteng, kini Persija tidak memiliki stadion kandang tetap maupun asrama bagi para pemainnya.
"Tim yang berlabel ibukota nggak punya mess. Fasilitas pun harus numpang. Bahkan Lebak Bulus yang dimiliki UPT itu 1,2 juta per sekali main. Padahal tim yang bagus itu kan latihan dua kali. Bahkan harus numpang di kota orang lain, ini miris sekali," ungkap Rangga.
Rangga berharap Pemprov DKI dapat merealisasikan rencana pembangunan stadion di Taman BMW. Seperti janji Jokowi, stadion itu nantinya akan diperuntukan sebagai kandang Persija.
Sekretaris Jenderal Jakmania Richard Achmad Supriyanto menambahkan bahwa selama ini pemerintah daerah abai terhadap kesulitan yang dialami Persija. Padahal, ujar Richard, Pemprov DKI sebenarnya bisa dengan mudah menyediakan fasilitas bagi Persija.
"Artinya gini, banyak sarana pemerintah yang disewakan ke swasta. Tapi kebutuhan klub ibukota sendiri nggak diperhatikan. Mess atau tempat latihan misalkan seperti Lebak Bulus yang masih dimiliki pemerintah," terang Richard.
Bukan cuma pemain bola, para supporter juga dinilai tidak mendapat perhatian Pemprov DKI. Richard mengungkapkan, Pemprov DKI sama sekali tidak pernah memberi bantuan dana bagi organisasi supporter Persija.
"Lima belas tahun The Jakmania berdiri, belum pernah kita terima dana bantuan sedikit pun," pungkasnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Roy Siap Datangi Tokoh PSSI yang Berseteru
Redaktur : Tim Redaksi