Jaksa penuntut umum Kamboja tetap belum berhasil mengajukan bukti apapun terkait tuduhan mereka bahwa sutradara film Australia James Ricketson adalah agen spionase asing meski persidangan kasus tersebut telah berlangsung selama sepekan.
James Ricketson, 69 tahun, terancam hukuman maksimal hingga 10 tahun penjara atas tuduhan mengumpulkan informasi yang dapat membahayakan keamanan nasional Kamboja, tetapi setelah persidangan berjalan hampir sepekan, jaksa penuntut umum dalam kasus ini masih belum bisa memberikan bukti konkrit apapun yang mendasari tuduhan mereka.
BACA JUGA: Tokoh Aborijin Kecewa Tony Abbott Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus Urusan Pribumi
Sebaliknya, jaksa mengemukakan bahwa pekerjaan Ricketson telah merusak reputasi Kamboja di panggung dunia.
"Semua kegiatan syuting yang dilakukannya telah menyebabkan komunitas internasional membenci Kamboja, ini adalah tujuan dari terdakwa," kata jaksa Sieng Sok saat mengakhiri dakwaannya.
BACA JUGA: Kekerasan Negara Picu Gelombang Pendatang Ilegal Asal Vietnam
Dalam dakwaannya, ia juga menambahkan bahwa klaim Ricketson sebagai seorang sutradara film dan jurnalis hanyalah alasan untuk menutupi misi sebenarnya.
"Dia adalah seorang mata-mata, yang mengumpulkan informasi dari negara kami untuk dijual ke negara lain dan merusak keamanan nasional."
BACA JUGA: Ganti Baju di Lapangan, Petenis Perempuan Dinilai Langgar Kode Etik
Selama lebih dari 20 tahun, James Ricketson telah menjadi pengunjung tetap di Kamboja, di mana ia telah memproduksi film dokumenter dan sebuah blog yang memberikan suara kepada sebagian orang yang paling putus asa di negara berkembang itu.
Dia juga telah menjadi kritikus yang gigih terhadap pemerintahan Perdana Menteri Hun Sen, yang telah memerintah negara itu dengan tangan besi selama lebih dari 30 tahun dan memimpin penghancuran oposisi politiknya dan pers bebas yang dulu pernah berkembang pesat. Photo: Sutradara Australia James Ricketson disidang di Kamboja atas tuduhan melakukan spionase yang membahayakan keamanan nasional Kamboja. (AP: Heng Sinit)
Sejak penangkapan James Ricketson pada Juni tahun lalu, para penyelidik telah menerjemahkan dan meneliti lebih dari 1.600 halaman bukti yang diambil dari laptopnya.
Satu-satunya hal yang menghubungkan bukti-bukti tersebut dengan pemerintah asing datang dalam bentuk surat kepada Perdana Menteri Malcolm Turnbull yang menyarankan agar dia membatalkan undangan untuk Hun Sen mengunjungi Australia pada tahun 2016.
"Gagasan bahwa mata-mata akan memberikan informasi keamanan nasional kepada perdana menteri melalui akun Gmail adalah sebuah khayalan dan menggelikan," kata James Ricketson dalam pernyataannya di akhir sidang.
"Terlintas dalam benak saya bahwa satu-satunya alasan yang mungkin untuk penuntutan terhadap saya adalah untuk membungkam suara kritis dan mengirimkan pesan kepada wartawan lain, baik Khmer maupun asing."
Segera setelah James Ricketson ditangkap tahun lalu, media yang pro pemerintah melabelinya sebagai "mata-mata penting" dalam jaringan besar entitas dan individu yang disebutkan hendak mengobarkan "revolusi warna" untuk menggulingkan Hun Sen - tuduhan serupa yang kemudian memicu kebijakan pemerintah membubarkan partai oposisi dan memenjarakan para pemimpinnya.
Pembelaan yang dilakukan James Ricketson menunjukkan bahwa semua bukti yang memberatkan â berupa serangkaian email dan foto yang tidak berbahaya - yang diajukan dalam persidangan seluruhnya diambil dari komputernya setelah penangkapan, yang diklaimnya tindakan sewenang-wenang dan ilegal.
"Bukti apa yang Anda miliki ketika Anda melakukan penangkapan?", kata kuasa hukum James Ricketsen, Kong Sam Onn kepada jaksa dalam pernyataan penutupnya.
"Mengapa anda langsung memerintahkan penangkapan?" Photo: James Ricketson telah banyak terlibat dalam kegiatan amal di Kamboja. (Facebook: James Ricketson)
Sam Onn mengungkapkan serangkaian pelanggaran hukum yang menurutnya telah terjadi dalam proses penyelidikan dan pengadilan kasus kliennya. Ia juga berpendapat bahwa pertukaran email antara James Ricketson dan pemimpin oposisi senior yang telah dihadirkan sebagai bukti dalam kasus ini "bukan sebuah tindak kejahatan".
"Kata apa dan kalimat mana, paragraph mana yang dinilai mempengaruhi pertahanan nasional," Tanya Sam Onn kepada jaksa.
"Negara mana yang dilayani oleh tindakan spionase yang dilakukan oleh James? Apakah Australia? Apakah itu Amerika? Tolong beri tahu kami."
Sidang putusan kasus ini akan digelar hari Jumat (1/9/2018) mendatang.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gempa Bumi 7,1 Skala Richter Guncang Kaledonia Baru