jpnn.com, SURABAYA - Pembongkaran teras warga di atas saluran air tidak sepenuhnya berjalan mulus. Sebagian warga diam-diam masih berat hati bagian rumahnya itu beralih fungsi. Namun, sejumlah kesepakatan dapat dicapai berdasar hasil musyawarah antara warga dan pemkot.
Terdapat sembilan rumah yang terdampak pembongkaran. Sejatinya hampir seluruh warga yang tinggal di Jalan Bagong Ginayan I, Kelurahan Ngagel, terdampak. Sebab, pekerjaan dan material proyek hampir menutup seluruh akses menuju rumah mereka.
Misalnya, yang dialami salah satu warga, Saul. Rumahnya tepat berada di depan Rumah Pompa Flores. Jadi, seluruh pekerjaan proyek itu dimulai tepat di depan rumahnya. Terasnya tidak ikut dibongkar. Sebab, rumahnya terletak di sisi selatan jalan. Namun, dia tetap diajak berdiskusi sebagai warga yang ikut terdampak proyek.
Saul mengakui, usia rumah-rumah yang berdiri di atas saluran itu sudah lama. Dulu, lanjut dia, saluran tersebut berupa sungai yang cukup lebar. Kemudian, satu per satu warga membangun penutup beton di atasnya. ''Akhirnya sederet rumah di sampingnya ikut juga,'' katanya.
Ditambah, jalan itu hanya berukuran sekitar 3 meter. Jadi, saat ada mobil yang masuk atau parkir, pengguna jalan lain sulit melintas. Pembongkaran saluran itu menjadi solusi baru permasalahan di kampung tersebut.
''Awalnya, mereka yang terasnya dibongkar ngotot tidak mau. Lalu, diskusi cari jalan tengahnya. Kan yang mereka tempati itu fasilitas umum (fasum). Jadi, kami sepakat biar tidak jadi bangunan lagi akan dilebarkan buat jalan,'' ungkapnya.
Hal itu diamini Camat Wonokromo Tomi Ardiyanto. Menurut dia, keputusan untuk difungsikan sebagai jalan tersebut diambil untuk mengembalikan fungsi fasum. Meski sudah tidak berbentuk saluran air, lahan itu merupakan hak pemkot agar bisa dinikmati banyak orang.
Teknisnya, terdapat beberapa tahap dalam pengerjaan proyek. Meliputi pemasangan box culvert hingga penanaman pipa outlet. Setelah itu, baru dilakukan penimbunan dan bisa difungsikan sebagai jalan. Bekas timbunan pipa tersebut akan dipasang paving sebagaimana jalan di sebelahnya. Dengan begitu, jalan yang semula memiliki lebar 3 meter bisa bertambah hampir dua kali lipat.
''Jadi menguntungkan banyak pihak. Simpangan dua mobil pun bisa. Tapi, kalau bisa tidak dimanfaatkan sebagai garasi darurat. Pemilik mobil harus mempunyai garasi supaya tidak mengganggu jalan,'' jelasnya. (din/c15/ady)
BACA JUGA: Perhatian, Jalan Ngagel Bakal Ditutup Dua Pekan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jembatan Brawijaya Ditarget Selesai Akhir Desember
Redaktur : Tim Redaksi