JAKARTA–Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan berjalan kaki dari kantornya di Jalan Medan Merdeka Selatan menuju kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang terletak di Jalan MH Thamrin, Jakarta, kemarin (1/5). Di sana Dahlan mengikuti rapat koordinasi bersama menteri-menteri bidang ekonomi.
Dia memang memilih berjalan kaki karena jalan raya di depan kantor Dahlan macet total oleh ribuan orang yang berunjuk rasa pada hari buruh internasional alias May Day. Mereka longmarchdari arah Patung Kuda Indosat menuju Istana Negara di Jalan Medan Merdeka Barat.
Jarak antara kantor Kementerian BUMN dengan Kementerian ESDM memang tidak begitu jauh. Tapi lumayan menguras tenaga jika harus berjalan kaki. Apalagi ketika matahari Jakarta sedang terik-teriknya.
Dengan mengenakan stelan kemeja putih, celana hitam dipadu dengan sepatu kets, Dahlan berjalan kaki. Ia tampak tak keberatan, karena jalan kaki adalah aktivitasnya tiap subuh di lapangan Monas.
Usai Rakor di ESDM, Dahlan kembali berjalan kaki. Kali ini bukan pulang ke kantornya, tapi menghampiri para demonstran yang berkumpul di depan Istana. Kontan demonstran yang terdiri dari pada pemuda dan ibu-ibu ini langsung menyambutnya. Malah kaum ibu terlihat berebut ingin berfoto bersama.
Disambut demikian hangat, Dahlan tampak riang. Ia meladeni semua yang ingin berfoto bersamanya. Tidak ada teriakan khas demonstran yang ditujukan kepada Dahlan. Malah banyak buruh yang curhat dan menyampaikan keluh kesah kepada pendiri Jawa Pos Grup ini. Beberapa waktu kemudian, Dahlan pun beranjak meninggalkan para demonstran.
Di tempat terpisah, Dahlan mengakui keberadaan tenaga outsourcing di perusahaan-perusahaan BUMN menimbulkan isu ketidakadilan. Karena bobot kerja pekerja tidak tetap ini sama dengan karyawan tetap, tetapi penghasilannya berbeda.
Mantan Dirut PLN ini mengaku heran perusahaan BUMN yang memiliki banyak karyawan masih masih mempekerjakan karyawan kontrak. Tak jarang pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh pegawai BUMN malah diserahkan kepada pekerja outsourcing.
”Ini membuat karyawan BUMN jadi malas. Pekerjaan mereka banyak diserahkan kepada karyawan kontrak. Di sisi lain, ini menimbulkan ketidakadilan karena pekerjaan pegawai kontrak lebih berat dari karyawan tetap. Padahal penghasilan pekerja kontrak tidak lebih besar,” jelas Dahlan. (dri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... LPSK Siap Lindungi Angie Sebagai Justice Collaborator
Redaktur : Tim Redaksi