Jalan Kaki Terlalu Lambat Sebabkan Penuaan Dini?

Selasa, 15 Oktober 2019 – 10:50 WIB
Jalan kaki. Foto Vemale

jpnn.com - Jalan kaki merupakan olahraga ringan yang terbukti bermanfaat. Bahkan, beberapa studi menemukan bahwa jalan kaki selama 30 menit setiap hari bisa menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Namun, katanya kecepatan turut memengaruhi. Jalan kaki yang terlalu lambat bisa sebabkan penuaan dini. Benarkah begitu?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari ketahui sekilas mengenai  manfaat sehat jalan kaki, yang kata dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter tergolong sebagai olahraga aerobik ringan.

BACA JUGA: Kapolsek Menes Terkena Lima Tusukan, Jalan Kaki ke Puskesmas dengan Tubuh Bersimbah Darah

"Secara umum aerobik baik untuk kesehatan jantung dan paru. Karena saat Anda melakukan aerobik, kerja jantung akan lebih terpicu untuk memompa darah, sehingga organ-organ tubuh mendapatkan oksigen dan nutrisi yang memadai," ujar dr. Sepriani.

Jalan kaki terlalu lambat vs penuaan dini

BACA JUGA: Ini Manfaat Jalan Kaki Setelah Makan

Di balik manfaat tersebut, ternyata ada hal kurang baik yang konon bisa terjadi akibat jalan kaki. Ada satu studi yang baru-baru ini mengatakan bahwa orang yang berjalan kaki dengan kecepatan terlampau lambat lebih rentan untuk mengalami penuaan dini, baik tubuh maupun otak (kognitif).

Dalam pembuktiannya, peneliti di departemen psikologi dan ilmu saraf di Universitas Duke, Amerika Serikat, Line J. H. Rasmussen, Ph.D., dan rekannya melakukan pemeriksaan data 904 perserta.

Diketahui bahwa partisipan studi telah menjalani uji kesehatan dan perilaku secara berkala, dimulai sejak berusia 3 tahun. Oleh karena itu, tim peneliti memiliki akses terhadap skor IQ, termasuk kecepatan pemrosesan, memori kerja, penalaran perseptual, dan pemahaman verbal para peserta.

Studi diawali dengan mengevaluasi kecepatan berjalan para peserta dalam tiga kondisi, yaitu kecepatan biasa, kecepatan tugas ganda (berjalan seperti biasa sambil membaca alfabet), dan kecepatan maksimum.

Selain itu, peneliti juga mengevaluasi fungsi fisik peserta dengan meminta mereka untuk melapor dalam survei, dan menyelesaikan serangkaian tugas fisik yang menguji kekuatan cengkeraman, keseimbangan, serta koordinasi mata maupun tangan.

Untuk menilai laju penuaan, peneliti mengamati beragam biomarker, termasuk indeks massa tubuh (IMT), rasio pinggang-pinggul, tekanan darah dan kebugaran kardiorespirasi?kemampuan tubuh melakukan aktivitas fisik intens secara berkelanjutan. Peneliti juga memperhatikan kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol baik (HDL), kreatinin, darah tingkat urea, tingkat protein C-reaktif, jumlah sel darah putih, dan kesehatan gusi maupun gigi para peserta.

Lebih lanjut, peneliti pun melakukan evaluasi pada kesehatan otak dengan menggunakan pemindaian MRI (magnetic resonance imaging). Uniknya, peneliti juga melibatkan suatu hal untuk menilai usia para peserta menggunakan foto standar wajah pada usia 45.

Setelah seluruh rangkaian penelitian dilakukan, peneliti mengungkapkan bahwa pejalan kaki yang lambat?pada usia 45 tahun?memiliki volume otak yang lebih kecil, lebih banyak penipisan kortikal, area kortikal yang lebih kecil, dan lebih banyak lesi materi putih.

Dengan kata lain, otak orang-orang yang sering berjalan kaki dengan kecepatan lambat memiliki usia lebih tua dari yang sebenarnya. Bahkan secara keseluruhan, kesehatan kardiorespirasi, kesehatan kekebalan tubuh, kesehatan gusi dan gigi dari peserta yang berjalan dengan kecepatan lambat juga lebih buruk daripada mereka yang berjalan lebih cepat.

"Hal yang sangat mengejutkan adalah bahwa temuan tersebut dialami oleh orang berusia 45 tahun, bukan pasien usia lanjut," kata Rasmussen selaku penulis utama studi tersebut seperti dilansir dari Medical News Today.

Temuan studi tersebut memang masih belum dapat dijadikan sebagai acuan. Namun setidaknya, studi tersebut telah “membuka mata” bahwa kecepatan saat langkah kaki mungkin bisa sebabkan penuaan dini. Untuk jadwal jalan kaki selanjutnya, cobalah untuk perlahan mempercepat langkah jika situasi memungkinkan. Simpan dulu smartphone di tas agar tidak tersandung.(RN/klikdokter)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler