MAGELANG - Rangkaian peringatan Paskah mencapai puncaknya pada Jumat Agung kemarinSeperti biasa, umat Katolik menjalani renungan kisah sengsara Yesus dengan mengikuti jalan salib
BACA JUGA: Korban NII Diajari Tipu Orang Tua
Uniknya, tablo (drama) perjalanan itu dikisahkan ala petani oleh umat Katolik di Gubug Selo, Merapi, Kabupaten Magelang.Prosesi jalan salib dimulai pukul 09.30
BACA JUGA: Wacana dari Mendagri Picu Keresahan di Kepri
Namun, tidak ada salib atau mahkota duri yang melingkar di kepala Yesus yang diperankan sepasang pemuda
BACA JUGA: Pemkot Palembang Perketat Pemantauan Kualitas Udara
"Simbol memang kami ganti dengan nilai-nilai khas warga siniTerutama petani," kata koreografer acara Susanto.Prosesi acara yang dipimpin Prodiakon Gubug Selo Merapi Suharto itu dimulai dari sebuah kandang sapi kecil di ujung desaAdegan pertama dimulai dengan pemberian dera atau hukuman kepada YesusDalam rangkaian itu, sepasang Yesus diminta agar memanggul garu layaknya dua sapi yang sedang membajak.
Untuk mencapai puncak bukit atau akhir perjalanan salib, ada 12 perhentianDi antaranya, pada perhentian kedua, kepala Yesus diberi mahkota duri (caping) dengan paksaYesus juga berhenti ketika bertemu dengan ibunya"Seharusnya ada 14 pemberhentian hingga Yesus diturunkan dari salibTapi, kami persingkat menjadi 12 adegan," tutur Susanto.
Di setiap perhentian tersebut pemimpin rombongan membaca doa diikuti semua jemaatProsesi diakhiri dengan menaburkan bunga ke jenazah Yesus
Suharto yang memimpin prosesi jalan salib mengatakan, ibadah tersebut mempunyai arti perlunya menghayati cinta kasih Tuhan yang rela mengorbankan diri demi umatnya"Ini yang perlu diteladani pengikutnya," ujar dia(vie/ton/jpnn/c4/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ulat Tentara Serang 4 Kecamatan
Redaktur : Tim Redaksi