Jalan Terhuyung-huyung, Sudah Sepekan Terbaring di Rumah Sakit

Sabtu, 22 Februari 2014 – 09:08 WIB
Syamsul Arifin menggunakan kursi roda saat menjalani sidang di pengadilan tipikor, Jakarta, beberapa waktu lalu. Foto: dok.JPNN

MANTAN Gubernur Sumatera Utara, Syamsul Arifin, tergolek lemah di atas sebuah tempat tidur pada ruang perawatan Berlian Barat, lantai 8, kamar 834, Rumah Sakit Santosa, Bandung, Jumat (21/2).
----------
Ken Girsang-Bandung
----------

Setiap tarikan nafasnya terasa begitu berat. Namun Syamsul yang bertelanjang dada dengan berbalut selembar sarung berwarna hijau sedikit lusuh, terlihat tetap berusaha  memejamkan mata.

BACA JUGA: Dwi Nugroho, Spesialis Pembuat Alat Musik Nomor Satu dari Sukoharjo

Pria tambun yang dua periode menduduki kursi bupati Langkat itu seakan berusaha mengusir lelah, dengan mencoba berbaring menghadap ke sebelah kanan, ke arah sebuah selang oksigen yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan saat nafasnya mulai berat.

Pemandangan tersebut terlihat saat awak JPNN ini berusaha melogok ruangan di mana terpidana korupsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Langkat ini dirawat.

BACA JUGA: Bruce Lee Pernah Mencicipi, Kini Para Artis Mempelajari

Tidak terlihat pengamanan yang terlalu ketat terhadap pria kelahiran 25 September 1952 yang kini menjadi warga binaan Lapas Sukamiskin, Bandung, itu .

Hanya terdapat tiga orang petugas pengamanan rumah sakit yang berjaga-jaga persis di depan lift menuju ruang perawatan Berlian Barat dan Berlian Timur.

BACA JUGA: Kebal Peluru saat Perang, Kini Hidup di Tengah Sawah

Namun begitu, di beberapa titik terdapat sejumlah kamera pengintai. Salah satunya persis di depan kamar Syamsul yang berbagi dengan seorang pasien lainnya. Letak kamar ini persis berhadap-hadapan dengan ruang perawat yang bertugas.

"Mau cari siapa mas?" ujar salah seorang anggota keluarganya saat mengetahui awak JPNN saat berusaha menghampiri Syamsul.

"Bapak lagi istirahat. Ia sangat kelelahan, dari tadi melayani tamu," katanya.

Pria yang tidak ingin menyebutkan namanya ini pun kemudian mulai bercerita panjang lebar. Menurutnya Syamsul telah menjalani rawat inap di Rumah Sakit Santosa Bandung, sejak Minggu (16/2) malam.

"Kondisinya saat ini sudah lebih mendingan,  setelah dokter melakukan (operasi) penggantian RPM (alat pacu jantung). Alat itu posisinya di dalam tubuh bapak," kata pria yang wajahnya terlihat sangat mirip dengan Syamsul ini.

Ia pun berharap mohon bantuan doa, agar kondisi kesehatan Syamsul semakin membaik, sehingga dapat kembali ceria seperti yang diperlihatkan Syamsul selama ini. Saat ditanya kapan Syamsul akan meninggalkan rumah sakit, pria ini mengaku tidak tahu. Karena sangat tergantung kondisi kesehatan fisik yang ada.

Dihubungi terpisah, Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Suka Miskin, Bandung, Giri Purbadi menjelaskan,  Syamsul yang sejak beberapa tahun terakhir mendekam dalam penjara yang berada di bawah pembinaannya, sekitar seminggu lalu terlihat  terhuyung-huyung jika berjalan. Seperti merasakan kesakitan yang amat sangat pada bagian dada.

"Kalau jalan seperti mau roboh gitu, kayak ada alat pacu jantungnya yang nggak beres. Beliau kan kalau nggak salah sudah dua kali operasi jantung dan dipasangi alat pacu jantung," katanya.

Menghadapi kondisi ini, Giri memerintahkan dokter lapas melakukan pemeriksaan awal. Dan dugaannya ternyata benar, sehingga kemudian Giri merujuk Syamsul untuk segera dirawat di rumah sakit. Ini mengingat peralatan penunjang kesehatan di lapas kurang memadai untuk pasien sakit jantung.

"Baru tiga hari selesai operasi (penggantian alat pacu jantung di RS Abdi Waluyo, Jakarta, red), Syamsul malah minta pulang ke Lapas. Alasannya nggak betah berlama-lama di rumah sakit," katanya.

Pihak Lapas pun kemudian memenuhi permintaaan tersebut. Namun rupanya kondisi kesehatan Syamsul belum memungkinkan. Fisiknya tiba-tiba menurun drastis, hingga akhirnya Giri terpaksa kembali memerintahkan petugas membawa terpidana enam tahun penjara  itu ke rumah sakit.

"Saya nggak mau ambil risiko, makanya langsung saya larikan ke Santosa (rumah sakit, red), karena di sini (Lapas Suka Miskin) kan nggak ada alatnya," kata Giri.

Menurut Giri, secara pribadi dirinya mengaku salut dengan Syamsul. Karena meski telah bolak-balik menjalani operasi jantung, namun semangat hidupnya sangat tinggi. Kenyataan tersebut masih ditambah harus mendekam dalam penjara, menjalani vonis pengadilan.

"Beliau itu orang yang hebat. Semangat hidupnya luarbiasa. Dia tetap legowo menjalani apa yang terjadi padanya saat ini," katanya. ****

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berniat Mengevakuasi Korban Kelud Justru Ditantang Berkelahi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler