Berniat Mengevakuasi Korban Kelud Justru Ditantang Berkelahi

Senin, 17 Februari 2014 – 03:15 WIB
KELELAHAN: Tim relawan dari BPBD Kabupaten Malang tiduran di depan teras toko Selorejo.DOLI SIREGAR/RADAR MALANG/JPNN.com

jpnn.com - Risiko tinggi dihadapi tim relawan korban bencana Gunung Kelud. Tak hanya risiko terkena semburan abu vulkanik yang bisa merenggut nyawa, tapi juga risiko ditentang warga yang enggan mengungsi.

Suara gemuruh Gunung Kelud, Sabtu (15/2) pukul 03.15 masih terdengar hingga di Kecamatan Ngantang. Tidak lama kemudian, hujan pasir  pun menyelimuti Kecamatan Ngantang. Masyarakat yang sebelumnya enggan meninggalkan rumah, akhirnya mulai keluar rumah mengungsi.

BACA JUGA: Schapelle Leigh Corby setelah Bebas dari Lapas Kerobokan

Di antara mereka berusaha untuk menuju Selorejo di mana Posko Kawasan Rawan Bencana (KRB) I berdiri. Lokasinya berada di kawasan Jasa Tirta Bendungan Selorejo. Di lokasi tersebut terdapat tim dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Ada 11 relawan dari BPBD yang siaga di lapangan. Hanya satu orang yang siaga di posko. Lainnya berada di kawasan titik rawan atau kawasan yang berdampak parah terpapar letusan Gunung Kelud.

BACA JUGA: Tenda Lama Ambruk, Tenda Baru Dikira Tempat Pengungsian

Mereka berada di kawasan Ngantang sejak Gunung Kelud dinaikkan statusnya menjadi siaga. Jalur evakuasi warga pun disiapkan untuk penyelamatan. Sosialisasi ke masyarakat pun dilakukan. Bahkan juga dilakukan simulasi agar masyarakat lebih mudah untuk menyelamatkan diri.

Hingga hari Kamis (13/2), status Gunung Kelud pun dinaikkan menjadi awas. Semua tim BPBD bergerak di kawasan yang diperkirakan terpapar letusan cukup parah. Mereka pun mulai bergerak ke lokasi dan siap melakukan evakuasi warga.

BACA JUGA: Nafsiah Masih Setengah Hati Dukung Dahlan jadi Capres

Namun baru sampai di pemukiman masyarakat, suara dentuman cukup keras terdengar dari arah Gunung Kelud. Dentuman tersebut disertai dengan asap tebal dan cahaya merah. Terutama di Desa Pandansari yang lokasinya paling dekat dengan Gunung Kelud. Jaraknya hanya berkisar di 8 kilometer. Dentuman keras itu pun membuat mereka memilih tidak bersembunyi terlebih dulu. Meminta agar masyarakat bersembunyi di rumah yang dianggap rawan.

”Hanya sebagian kecil tim saja yang sudah berhasil melakukan evakuasi warga. Itu pun hanya sampai di pos penjemputan di sekitar Bendungan Selorejo,” ungkap  Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Bagyo Setiono seperti yang dilansir Radar Malang (JPNN Group), Minggu (17/2).

Bagi personel yang terjebak di lokasi, langsung mengajak masyarakat bersembunyi di rumah yang dianggap rawan. Dengan menggunakan kendaraan seadanya, mereka diminta agar bersembunyi di rumah maupun masjid yang atapnya dari beton. Suara dentuman pun tidak begitu dihiraukan.

Dengan cara berkeliling mengajak masyarakat bersembunyi di tempat yang dirasa aman, tim relawan meminta agar masyarakat jangan turun terlebih dahulu hingga material gunung benar-benar tidak membahayakan.

Dan dugaan tim pun memang benar. Tidak lama setelah meletus, batu material padat sebesar kepala tangan pun berjatuhan. Menghancurkan atap rumah warga. ”Kami minta agar masyarakat merapat di dinding. Karena material padat bisa terlontar ke mana-mana saat jatuh,” urai Bagyo.

Suasana mencekam pun dirasakan masyarakat. Sebagai tim BPBD, diminta agar tidak ikut panik. Harus siap menghadapi risiko apapun. Nyawa pun menjadi taruhannya untuk menyelamatkan banyak nyawa. (*/abm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Istighotsah Baru Selesai, Kelud Langsung Meletus


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler