Jam Gadang dan Gerhana Bulan

Kamis, 01 Februari 2018 – 11:35 WIB
Gerhana Bulan. Ilustrasi Foto: Pixabay

jpnn.com, BUKITTINGGI - Pengunjung objek wisata Jam Gadang di pusat kota Bukittingi, Sumatera Barat, Rabu (31/1) kemarin ramai dari biasanya. Sejak pukul 16.00 WIB, mereka menunggu dan mencari tempat terbaik untuk menyaksika fenomena gerhana bulan.

Rifa Yanas & SY Ridwan—Bukittinggi

BACA JUGA: Warga Vila Mas Indah Tak Bisa Saksikan Gerhana Bulan

Hanya beberapa meter dari kaki menara jam berketinggian 26 meter itu, tim dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padangpanjang memasang peralatan.

Tak hanya mereka, seluruh warga yang berkunjung ke pelataran Jam Gadang sudah siap sedia, mengeluarkan telepon genggam dan perangkat kamera. Ada yang datang membawa anak dan cucu. Ada pula yang datang berpasangan. Tak mau kalah, wisatawan mancanegara turut berkumpul di lokasi itu.

BACA JUGA: Ada Gerhana Bulan, Ini Ajakan Zulkifli Hasan

Suasana di kawasan Jam Gadang, Rabu (31/1) malam. Foto: Sy Ridwan/Padang Ekspres

BACA JUGA: Gerhana Bulan dan Supermoon Berbahaya bagi Ibu Hamil?

Kepala BMKG Padangpanjang Rahmat Triyono menyebut, pihaknya sengaja membawa peralatan teleskop binocular lengkap dengan layar lebar agar seluruh pengunjung dapat menikmati wisata edukasi tentang fenomena alam gerhana bulan merah itu.

”Selain pengamatan sebagai tupoksi kami, targetnya memang para pengunjung ikon Jam Gadang yang sudah mendunia ini. Proses terjadinya gerhana bulan yang ditampilkan pada layar lebar ini dimaksudkan agar bisa diamati bersama masyarakat, wisatawan dan para pelajar yang memadati kawasan Taman Jam Gadang,” kata Rahmat kepada Padang Ekspres.

Proses gerhana bulan, menurut dia, sudah mulai diamati sejak pukul 17.49. Bulan yang muncul sejak pukul 18.28, menyajikan gerhana bulan total pada pukul 19.51 dan puncaknya pukul 20.29.

“Pada dasarnya gerhana bulan biasa terjadi, bahkan hampir tiga kali dalam setahun. Namun, dapat diamati hanya di beberapa tempat. Sementara pada kesempatan kali ini ada beberapa momen yang terjadi sekaligus, yaitu fenomena bulan biru (bluemoon), bulan merah darah (bloodmoon) dan gerhana total (supermoon). Setelah semua proses selesai, bulan kembali seperti semula dan berakhir sekitar pukul 23.09,” katanya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Olahraga, Erwin Umar yang turut hadir berharap pengamatan gerhana bulan ini dapat menjadi hiburan, sekaligus edukasi bagi para pengunjung di sekitar Jam Gadang, menara yang selesai dibangun pada tahun 1926 itu. ”Kami sudah memberikan pengumuman jauh-jauh hari agar banyak yang berkumpul di sini dari berbagai kalangan. Semoga ini menambah wawasan bagi para pengunjung,” katanya.

Sementara Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias yang juga datang ke lokasi usai salat sunat khusuf di Masjid Agung Tengahsawah menyebutkan, wisata edukasi itu sekaligus mengajak masyarakat mensyukuri kuasa ilahi.

”Kami sudah mengimbau warga untuk salat gerhana di setiap masjid. Ini adalah kekuasan Tuhan yang tidak bisa diukur dengan sekadar sisi ilmiah. Inilah kebesaran Tuhan. Semua masjid ikut melaksanakan salat sunat. Jamaahnya ramai. Di Masjid Agung jamaah penuh sampai ke halaman. Saya sangat terharu sekali,” tutur Ramlan yang juga mengapresiasi jajaran BMKG yang sudah menyediakan peralatan agar dapat menjangkau banyak orang. (pe/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Perintah Anies Antisipasi Dampak Gerhana Bulan Total


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler