Jambret Buang Penumpang dari KRL

Minggu, 21 Agustus 2011 – 10:31 WIB

BOGOR-Malang nasib Rian Hardiyansyah (18)Warga Kampung Liolebak RT 01/12, Desa Kedungwari, Kecamatan Bojonggede itu dibuang komplotan copet dari gerbong kereta rel listrik (KRL) gara-gara mempertahankan tasnya yang hendak dirampas para penjambret

BACA JUGA: Cinta tak Direstui, Pacar Dibawa Kabur

Akibatnya, Rian menderita luka parah
Kaki kanannya remuk dan bakal diamputasi

BACA JUGA: Waspada Modus Lempar Telur

Ia pun terancam kehilangan kaki kanan dan cacat seumur hidup
Saat ini, Rian masih tergolek di RS PMI untuk menjalani perawatan intensif.

Paman korban, Wawan (39), mengatakan, peristiwa nahas tersebut terjadi pada Jumat (19/8) sekitar pukul 09:30

BACA JUGA: Lapor Polisi, Petugas Gali Data dari Luthfi

Saat itu, Rian tengah dalam perjalanan pulang menuju rumahnya usai bekerja di salah satu hotel di Jakarta Pusat

Aksi tersebut, terjadi ketika kereta api mulai berjalan dari Stasiun Citayam menuju Stasiun Bojonggede“Waktu itu, Rian berada di dekat pintu sambil main HPKemudian HP dan tasnya hendak dijambretTapi, Rian berusaha mempertahankannya, sehingga dia didorong hingga terjatuh dari kereta,” tutur Wawan.

Setelah Rian terjatuh, warga dan petugas PT KA berusaha menolong dan melarikannya ke RS Bhakti Yudha, Pondok Cabe, Jakarta Selatan“Tapi dari sana dirujuk lagi ke Rumah Sakit FatmawatiKami ngga mau, dan memilih dibawa ke RS PMI saja,” imbuh Wawan.

Ayah korban, Zainal Arifin (40), tampak terpukul menyaksikan kondisi anaknya yang terbaring di RS PMIApalagi, kaki kanan korban akan diamputasiPadahal, anak bungsunya itu merupakan tulang punggung keluarga“Menurut dokter, kakinya harus diamputasiTapi kita sedang pikirkan yang terbaik buat Rian,” ujar Zaenal

Pria yang bekerja sebagai sopir angkot tersebut mengaku tidak mengetahui secara pasti kejadian yang menimpa anaknya“Setiap hari, dia memang selalu naik kereta saat berangkat kerjaYang saya tahu dia jatuh karena dijambretTapi bagaimana kejadiannya, saya belum dapet cerita lengkap dari anak saya,” jelasnya

Zaenal yang tidak tahu bagaimana caranya menuntut asuransi dari pihak stasiun itu mengaku hanya pasrah dan berharap agar ia dan keluarganya mendapatkan biaya pengobatan anaknya“Saya cuma sopirKadang untuk makan di rumah saja masih kekuranganUntuk biaya ini, kita sedang upayakan bagaimanapun caranyaSoal pengajuan asuransi, saya tidak mengerti apa-apa,” keluh Zaenal sambil terus menatap anaknya yang ingin kuliah di Universitas Pariwisata dari uang hasil kerjanya.(sdk)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemudik Diminta Waspadai Perampokan Bermodus Paku


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler