jpnn.com - Kemenangan James Franco di Golden Globes 2018 tak selamanya terasa manis. Setelah merebut piala Best Actor in A Motion Picture-Musical or Comedy, Franco justru disibukkan menepis kabar terlibat skandal.
Sutradara sekaligus pemeran utama The Disaster Artist itu ditengarai melakukan kekerasan seksual kepada beberapa aktris.
BACA JUGA: Kampanye Anti-Pelecehan Seksual di Karpet Merah Golden Globe
Setelah kemenangannya pada Minggu malam waktu setempat (7/1) atau Senin WIB, linimasa Twitter dipenuhi ungkapan kekecewaan.
Sumbernya adalah para aktris yang mengaku sempat menerima pelecehan seksual dari Franco. Salah satunya Ally Sheedy, lawan mainnya di The Breakfast Club. Sayang, beberapa cuitannya dihapus.
BACA JUGA: Trump dan Weinstein Bakal Dibantai di Panggung Golden Globes
Franco lantas angkat suara di The Late Show with Stephen Colbert pada Selasa malam waktu setempat (9/1). Dia menyatakan sadar akan isu di Twitter meski belum membacanya sendiri.
”Aku sama sekali tidak tahu apa yang kulakukan pada Ally Sheedy. Aku sangat menghormatinya,” sesal aktor berusia 39 tahun itu.
BACA JUGA: Perempuan Hollywood Bangkit Melawan Pelecehan Seksual
Selain Sheedy, aktris Violet Paley dan Sarah Titler-Kaplan menyatakan hal serupa. Keduanya bahkan dengan blak-blakan menceritakan detail kejadian yang menimpa mereka.
Paley menyatakan, dirinya sempat dipaksa melakukan hubungan seks oral. Temannya, yang kala itu berusia 17 tahun, juga pernah dirayu Franco untuk menginap di hotel.
”Beberapa minggu lalu, James (Franco) meneleponku dan beberapa cewek buat minta maaf,” imbuh Paley.
Sementara itu, dalam cuitannya, Kaplan menyatakan, dirinya dipaksa berakting telanjang di dua filmnya. ”Menurutmu, telanjang di dua film dengan bayaran USD 100 (sekitar Rp 1,4 juta) per hari bukan merupakan eksploitasi karena aku sudah teken kontrak?” tegas Kaplan.
Franco kembali menolak tuduhan tersebut. Dia menyatakan, tindakan yang digambarkan keduanya berbeda dengan prinsipnya.
”Di hidupku, aku dengan bangga bertanggung jawab atas hal yang kulakukan. Aku melakukan itu untuk mempertahankan nama baik dan diriku,” tegasnya.
Ketika Colbert mempertanyakan kebenaran cuitan tersebut, aktor yang berakting di Spider-Man besutan Sam Raimi itu tetap bersikukuh.
”Apa yang ada di Twitter tidak akurat. Aku tidak ingin ’membungkam’ mereka yang sudah berani menyuarakan apa yang mereka alami. Itu adalah hal baik yang akan selalu kudukung,” papar Franco.
Dia menyatakan siap mempertanggungjawabkan tuduhan tersebut, asal tidak dilakukan lewat perdebatan via Twitter.
”Ketika aku melakukan hal yang salah, aku akan memperbaikinya. Itu harus. Seperti itulah caranya. Aku nggak tahu jalan lainnya,” ucap pengajar kelas film di New York University tersebut.
Pada akhir bincang-bincangnya dengan Colbert, dia menyatakan, Time’s Up merupakan solusi atas tindakan pelecehan dan kekerasan seksual.
Meski demikian, kasus tersebut telanjur mencoreng reputasinya sebagai aktor sekaligus sutradara. Pihak The New York Times membatalkan panel TimesTalk yang dijadwalkan berlangsung kemarin (10/1).
Franco dan adiknya, Dave, merupakan pengisi panel diskusi seputar proses penggarapan serta kisah di balik layar terkait film The Disaster Artist. (Deadline/The New York Times/fam/c6/nda)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Hollywood Luncurkan Gerakan Melawan Pelecehan Seksual
Redaktur & Reporter : Adil