Jamin Ketersediaan Solar Bersubsidi, Nicke: Tidak Perlu Mengantre di SPBU

Minggu, 03 April 2022 – 17:24 WIB
Direktur Utama Nicke Widyawati (kanan) didampingi Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Toni Harmanto (kedua kanan) berbincang dengan supir truk saat melakukan sidak di SPBU Soekarno Hatta Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (3/4/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

jpnn.com, PALEMBANG - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan pihaknya menjamin suplai bahan bakar minyak terutama solar subsidi sesuai kondisi terkini.

Oleh karena itu, dia mengatakan warga tak perlu mengantre di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

BACA JUGA: Nicke Widyawati: Truk Batu Bara tidak Boleh Isi Solar Bersubsidi di Seluruh SPBU

“Tidak perlu khawatir, tidak perlu lihat orang antre lalu ikut-ikutan antre karena masih ada (minyak),” kata Nicke diwawancarai setelah memantau penjualan BBM di SPBU Simpang Bandara SMB II Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (3/4). 

Masyarakat tak perlu panik karena Pertamina sudah mendapatkan jaminan dari pemerintah untuk tetap mengawal ketersediaan BBM baik untuk kelompok subsidi maupun nonsubsidi.

BACA JUGA: Direksi Pertamina Tinjau SPBU di Beberapa Daerah, Stok BBM Aman hingga Idulfitri

Jaminan ini diberikan agar harga-harga kebutuhan pokok masyarakat tidak mengalami kenaikan, mengingat minyak solar subsidi diperuntukkan bagi kendaraan umum dan pengangkut barang-barang logistik.

Oleh karena itu, sejak awal Pertamina menyediakan suplai BBM merujuk pada permintaan masyarakat (base on demand).

BACA JUGA: Daftar Harga BBM Pertamina dan Shell, Mana yang Lebih Murah?

Di beberapa daerah, Pertamina sampai menambah pasokan hingga 75 persen dari biasanya.

“Dan ini yang kami lakukan (tambah pasokan),” ungkap Nicke didampingi Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Toni Harmanto.

Bagi Nicke, situasi panic buying justru akan berbuah malapetaka.

Adanya ketakutan bahwa BBM akan habis dan membuat terjadinya  rush sehingga antrean di SPBU menjadi tak terelakkan lagi. 

Jika sudah begitu, maka semua sektor akan terganggu.

Oleh karena itu, Nicke mengimbau pelaku angkutan barang tak lagi memburu BBM solar subsidi hingga rela mengantre berjam-jam di SPBU. Sampai bersiasat berpindah-pindah SPBU demi mengisi penuh tangki kendaraan.

Baginya, kondisi saat ini sangat terkendali, seperti di Sumsel terdapat 27 SPBU yang menyediakan BBM solar bersubsidi.

Menurut Nicke, hal itu sangat memenuhi kebutuhan angkutan 

Apabila tetap terjadi antrean, Pertamina pun sudah memiliki langkah antisipasi, yakni mengoperasionalkan SPBU Mobile atau unit mobil tangki yang memiliki alat hitung pembelian BBM.

Tak hanya itu, Pertamina juga dapat mengoperasikan unit Pertashop Mobile yang sempat digunakan di tol untuk masa mudik Lebaran.

Di Sumsel, Pertamina menyediakan 17 unit mobile dispenser sehingga saat terjadi antrean maka bisa jemput bola dengan cara mendekati kendaraan-kendaraan yang sudah mengular hingga keluar area SPBU.

Langkah lainnya, Pertamina juga memantau secara real time setiap stok di SPBU bahkan hingga dispensernya melalui sistem digitalisasi untuk menghindari terjadi kekosongan BBM.

Untuk itu, jika ada SPBU yang kondisinya sudah nyaris kosong maka pihaknya akan mengontak pengelola agar segera mengajukan delivery order (DO).

Melalui upaya-upaya itu, sejauh ini Nicke menilai antrean kendaraan di SPBU sudah tak separah sebelumnya. Apalagi sejak Pertamina menambah pasokan hingga 20 persen di wilayah Sumsel.

“Bisa dilihat sendiri, antrean yang terjadi pada bulan lalu ini sudah tidak ada dan sudah terurai,” kata Nicke.

Tak hanya biosolar, Pertamina juga memantau permintaan terhadap pertalite setelah dilakukan kenaikan harga pada pertamax.

“Intinya yang ingin kami sampaikan bahwa suplai dari BBM baik biosolar, pertalite, pertamax, dexlite, pertadex dan pertamax turbo ini semua dalam kondisi aman,” kata dia.

Anton, pengemudi truk pengangkut pasir yang dijumpai di SPBU Simpang Bandara Palembang, mengaku sejak sebulan terakhir selalu mengantre mendapatkan BBM solar subsidi.

Dia mengatakan rata-rata mengantre selama lima jam untuk mengisi penuh tangki kendaraannya. 

Biasanya dia berangkat dari kawasan Sungsang, Banyuasin, dengan kondisi tanpa muatan pada pukul 05.00 WIB untuk tiba sekitar pukul 07.00 WIB di SPBU. Lalu, sekitar pukul 12.00 WIB menuju kawasan Tanjung Api-Api untuk mengangkut pasir kembali ke Sungsang.

“Antrean sampai ke jalan baru (radius kurang lebih satu kilometer dari SPBU). Memang dapat terus, selalu ada minyak di SPBU, tetapi karena lihat semua antre, jadi saya ikut antre juga,” kata dia. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler