SURABAYA - Peserta Jamsostek (jaminan sosial tenaga kerja) masih minim banding jumlah angkatan kerja di tanah air. Karena itu, PT Jamsostek (Persero) tahun ini menargetkan penambahan peserta baru secara signifikan.
Direktur Kepesertaan PT Jamsostek, Junaedi, menyebut proyeksi peserta baru adalah 7 juta orang. Cara mewujudkannya adalah dengan meningkatkan layanan pembayaran iuran secara online atau akun virtual. "Saat ini, kami menghimpun peserta aktif 11,5 juta pekerja, diantaranya pekerja nonformal," ujarnya di sela-sela serah terima mobil ambulance dari PT Jamsostek (Persero) kepada Rumah Sakit Al Irsyad Surabaya, akhir pekan lalu.
Menurut mantan Kepala Kanwil Jamsostek Jatim, Bali, Nusra jumlah peserta program jamsostek harus tumbuh terus, karena perlindungan dasar berupa jaminan hari tua, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan pemeliharaan itu merupakan hak pekerja. "Saat ini baru sekitar 20 persen dari pekerja di dalam negeri yang menjadi peserta program jamsostek," katanya.
Selain itu terdapat pula peserta tidak aktif yang tercatat sebagai peserta Jamsostek, tetapi tidak membayar iuran karena telah terkena pemutusan hubungan kerja. Penyebab lain, pindah kerja yang tidak melaporkan ke Jamsostek. "Kami menargetkan pada lima tahun mendatang 60 persen pekerja dapat terlindungi program Jamsostek," ujarnya.
Merujuk data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, angkatan kerja di Indonesia tahun lalu bertambah 2,02 juta orang, sehingga totalnya tercacat 119,39 juta orang. Sedangkan kesempatan kerja bertambah 2,7 juta orang, menjadi sehingga 112,9 juta orang.
Sementara tahun ini, proyeksi angkatan kerja bertambah 2,04 juta orang, sehingga menjadi 121,43 juta orang. Kesempatan kerja baru 2,93 juta orang, dan totalnya 115,30 juta orang.
Menurut Junaedi, penambahan peserta baru program akan diikuti dengan peningkatan layanan secara online/virtual account. Peserta bisa membayar iuran melalui ATM, di mana kartu tersebut sekaligus dapat dimanfaatkan untuk mengetahui saldo jamsostek.
Awal tahun ini, Jamsostek meluncurkan layanan virtual account menggandeng BNI, Bank Mandiri, BRI dan Bukopin. "Sudah saatnya layanan seperti itu dilakukan. Ini untuk memberikan kemudahan kepada peserta program jamsostek," paparnya.
Selain itu, pemberian bantuan mobil ambulance juga salah satu bagian untuk meningkatkan layanan. Jamsostek secara nasional akan menyerakan 10 mobil ambulance traume centre kepada rumah sakit yang bekerja sama.
Melalui ketersediaan mobil tersebut diharapkan layanan terhadap pekerja peserta jamsostek yang mengalami kecelakaan kerja dapat ditangani sesegera mungkin. "Penggunaan ambulance bisa untuk non-Jamsostek," cetusnya. (dio)
Direktur Kepesertaan PT Jamsostek, Junaedi, menyebut proyeksi peserta baru adalah 7 juta orang. Cara mewujudkannya adalah dengan meningkatkan layanan pembayaran iuran secara online atau akun virtual. "Saat ini, kami menghimpun peserta aktif 11,5 juta pekerja, diantaranya pekerja nonformal," ujarnya di sela-sela serah terima mobil ambulance dari PT Jamsostek (Persero) kepada Rumah Sakit Al Irsyad Surabaya, akhir pekan lalu.
Menurut mantan Kepala Kanwil Jamsostek Jatim, Bali, Nusra jumlah peserta program jamsostek harus tumbuh terus, karena perlindungan dasar berupa jaminan hari tua, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan pemeliharaan itu merupakan hak pekerja. "Saat ini baru sekitar 20 persen dari pekerja di dalam negeri yang menjadi peserta program jamsostek," katanya.
Selain itu terdapat pula peserta tidak aktif yang tercatat sebagai peserta Jamsostek, tetapi tidak membayar iuran karena telah terkena pemutusan hubungan kerja. Penyebab lain, pindah kerja yang tidak melaporkan ke Jamsostek. "Kami menargetkan pada lima tahun mendatang 60 persen pekerja dapat terlindungi program Jamsostek," ujarnya.
Merujuk data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, angkatan kerja di Indonesia tahun lalu bertambah 2,02 juta orang, sehingga totalnya tercacat 119,39 juta orang. Sedangkan kesempatan kerja bertambah 2,7 juta orang, menjadi sehingga 112,9 juta orang.
Sementara tahun ini, proyeksi angkatan kerja bertambah 2,04 juta orang, sehingga menjadi 121,43 juta orang. Kesempatan kerja baru 2,93 juta orang, dan totalnya 115,30 juta orang.
Menurut Junaedi, penambahan peserta baru program akan diikuti dengan peningkatan layanan secara online/virtual account. Peserta bisa membayar iuran melalui ATM, di mana kartu tersebut sekaligus dapat dimanfaatkan untuk mengetahui saldo jamsostek.
Awal tahun ini, Jamsostek meluncurkan layanan virtual account menggandeng BNI, Bank Mandiri, BRI dan Bukopin. "Sudah saatnya layanan seperti itu dilakukan. Ini untuk memberikan kemudahan kepada peserta program jamsostek," paparnya.
Selain itu, pemberian bantuan mobil ambulance juga salah satu bagian untuk meningkatkan layanan. Jamsostek secara nasional akan menyerakan 10 mobil ambulance traume centre kepada rumah sakit yang bekerja sama.
Melalui ketersediaan mobil tersebut diharapkan layanan terhadap pekerja peserta jamsostek yang mengalami kecelakaan kerja dapat ditangani sesegera mungkin. "Penggunaan ambulance bisa untuk non-Jamsostek," cetusnya. (dio)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konsumen Luar Kota Jadi Primadona
Redaktur : Tim Redaksi