Janda Korban Jembatan Kartanegara Tagih Beasiswa

Senin, 09 April 2012 – 11:36 WIB
TENGGARONG - Selain mendapat santuan berupa uang, keluarga korban yang meninggal saat Jembatan Kartanegara runtuh pada 26 November 2011, juga dijanjikan beasiswa hingga tamat pendidikan. Namun bantuan biaya belajar itu hingga saat ini belum terealisasi.

Istri korban yang meninggal dunia, Marsiti (40) menyebutkan, beasiswa yang dijanjikan Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar) dan Gubernur Kaltim sepertinya hanya sekadar janji. 

"Beasiswa itu katanya mau dicairkan, tapi belum ada kabar sampai sekarang," kata Marsiti, ibu dua anak yang menjadi janda akibat runtuhnya jembatan Kartanegara itu.

Dia mengatakan,  janji beasiswa ini sudah berulang kali ditanyakan ke pihak terkait, tetapi janjinya tunggu anggaran.  "Biasalah namanya juga pemerintah, suka cepat lupa sama janjinya,"  ujarnya.

Sekadar diketahui,  beberapa pihak memberi santunan kepada keluarga korban  "Golden Gate". Seperti PT Bukaka Teknik Utama, perusahaan yang melakukan perawatan jembatan itu, memberi santunan pada korban meninggal Rp 10 juta, Pemkab Rp 25 juta. Lalu asuransi PT Hutama Karya Rp 100 juta.

Ada pula dari Bupati Kukar Rita Widyasari Rp 15 juta, dan Dinas Sosial Provinsi Rp 5 juta. "Uang segitu tak ada apa-apanya. Kalau saya disuruh milih uang ini atau suami, saya mending milih suami biar pas-pasan," kelakarnya.

Marsiti berkata, saat ini hanya bekerja sebagai karyawan toko untuk membiayai hidup sehari-hari dan dua anaknya yang sedang menempuh sekolah. "Uang santunan saya bayarkan untuk mobil, karena mobil pikap yang jatuh bersama suami saya itu hanya pinjam. Sampai saat ini mobil itu belum ditemukan," ujarnya.

Istri yang ditinggal suami lainnya adalah Suryani. Jasad suaminya Paijo sampai saat ini belum ditemukan. Ia menyebut, suaminya bekerja sebagai kontraktor. "Sejak jembatan runtuh saya tak pernah dengar kabar suaminya lagi. Saat itu ditelepon pun tak diangkat," ucap warga Tanah Grogot ini.

Firasatnya mengatakan jika suaminya itu jadi korban runtuhnya Jembatan Kartanegara.  "Suami saya itu kerja ke mana-mana, ikut-ikut orang namanya, juga kontraktor," tuturnya.

Ia juga berharap, kedua anaknya bisa mendapat beasiswa pendidikan. "Beasiswa itu sangat menunjang biaya belajar anak saya. Apalagi bapaknya sudah tak ada, ya sekarang berharapnya dengan beasiswa itu saja lagi," tuturnya. (*/adw/kri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 5 TKI Terancam Hukuman Mati di Sabah

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler