jpnn.com - Suntik filler adalah salah satu prosedur medis yang cukup banyak diminati seseorang yang ingin memperbaiki penampilan.
Prosedur kecantikan non-bedah ini digunakan untuk menambah volume wajah atau bagian tubuh lainnya.
BACA JUGA: Hilangkan Kerutan di wajah dan Mata Panda dengan Masker Kunyit
Filler tambah diminati karena dapat membuat penampilan lebih muda. Dengan tindakan ini, garis-garis, kerutan, dan tanda-tanda penuaan di wajah maupun tubuh dapat disamarkan.
Tak heran, beberapa orang menjadi kecanduan filler karena efeknya yang cepat dan hasilnya yang tampak natural.
BACA JUGA: Joging Santai Bisa Perlambat Tanda-tanda Penuaan, Ini Penjelasannya
Berdasarkan survei yang dilakukan, terjadi peningkatan permintaan filler yang cepat di dunia seiring dengan peningkatan antusiasme konsumen. American Academy of Aesthetic Plastic Surgeons pada 2016 melaporkan, dalam setahun, hampir 2 juta pasien datang ke ahli bedah plastic untuk memasang filler dengan bahan hyaluronic acid (HA).
Infeksi bisa terjadi
BACA JUGA: 8 Resep Ampuh Cegah Keriput di Wajah
Setelah tindakan filler, sering kali terjadi perubahan warna kulit menjadi kebiruan. Pada kondisi ini, tidak diperlukan penanganan khusus karena akan hilang dengan sendirinya. Akan tetapi, lebih baik jika Anda berkonsultasi kembali dengan dokter untuk memastikan kondisi kulit dan terapi terbaik untuk mengatasinya.
Namun yang perlu diperhatikan, di tengah tingginya antusiasme terhadap filler, terdapat kemungkinan munculnya efek negatif. Hal ini tentu harus menjadi bahan pertimbangan sebelum melakukan tindakan pemasangan filler.
Komplikasi yang dapat ditimbulkan dermal filler dapat digolongkan menjadi dua bagian besar, yaitu yang terjadi dalam waktu cepat maupun lambat.
Beberapa komplikasi yang paling sering terjadi adalah infeksi akut, perubahan warna kulit, dan granuloma.
Infeksi dapat muncul di daerah lokasi injeksi yang menimbulkan peradangan. Saat kondisi ini terjadi, sebaiknya segera kembali ke tempat Anda memasang filler.
Biasanya, Anda akan diterapi menggunakan antibiotik topikal berupa salep untuk mengatasi infeksi di sekitar kulit.
Selain itu, pada pasien dengan riwayat infeksi virus herpes simpleks, saat melakukan tindakan filler terdapat risiko terjadinya reaktivasi virus sehingga dapat terinfeksi kembali.
Selain bisa terjadi infeksi, efek lainnya adalah granuloma. Granuloma merupakan suatu tonjolan yang muncul akibat proses peradangan. Kondisi ini dapat muncul di lokasi injeksi.
Kejadian ini tergolong sangat jarang, tapi sering terjadi dalam waktu yang cukup lambat. Pasien dengan komplikasi granuloma, biasanya memiliki riwayat infeksi virus atau trauma wajah sebelumnya.(klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Manfaat Totok Wajah untuk Kecantikan
Redaktur & Reporter : Yessy