jpnn.com, JAKARTA - Wakil Sekjen Persatuan Aktivis dan Warga Nusantara (Pandawa Nusantara) Ronald Loblobly tidak heran negara luar kerap memainkan sejumlah isu negatif tentang Papua.
Isu-isu tersebut sengaja dimainkan untuk menyudutkan pemerintahan yang ada saat ini.
BACA JUGA: Persentasenya Tinggi Banget Koruptor Lulusan PT yang Terjerat Korupsi
Mulai dari soal hak asasi manusia, rasisme, emansipasi maupun terorisme.
Ronald menilai hal tersebut terjadi karena Papua merupakan wilayah yang sangat indah dengan sumber daya alam melimpah.
BACA JUGA: Baru Sebegini Pengurus Daerah Partai Gerindra Dukung Prabowo Maju Pilpres 2024
Menghadapi sejumlah tantangan yang ada, Ronald menilai pembumian Pancasila merupakan kunci utama.
"Ketika bicara implementasi Pancasila, maka harus dijalankan secara bersama-sama oleh seluruh anak bangsa dari Sabang sampai merauke," ujar Ronald dalam diskusi Jakarta Journalist Center bertajuk 'Tudingan Rasis dan Pelanggaran HAM di Papua', Jumat (22/10)).
BACA JUGA: Mohon Maaf, Pembelajaran Tatap Muka Terpaksa Dihentikan
Ronald juga mengajak seluruh anak bangsa mewaspadai isu yang dimainkan pihak tertentu di dalam negeri, yang bertujuan merongrong NKRI. Misalnya, terkait hak asasi manusia (HAM).
"Di antaranya isu HAM, kalau dibiarkan terus bergulir akan bahaya, sementara mereka (yang menggoreng isu HAM dan rasisme di Papua) ngomong dari luar negeri dan difasilitasi negara lain," katanya.
Ronald lebih lanjut mengatakan perlu pendekatan ideologis untuk menyelesaikan masalah di Papua.
Semua pihak harus duduk bersama untuk menentukan langkah terbaik demi masa depan Bumi Cenderawasih.
"Untuk masalah Papua harus menggunakan pendekatan ideologis, baik dari Papua dan pemerintah dan duduk bersama. Kalau dibiarkan akan menjadi duri dalam daging dalam pemerintahan," katanya.
Ronald juga menyebut pembangunan di Papua harus terus digalakkan, sehingga tak ada rakyat Papua yang merasa menjadi anak tiri di NKRI.
"Agar rakyat Papua mendapat hal yang sama dengan daerah lain. Papua harus punya fasilitas yang mumpuni seperti Jakarta," pungkas Ronald. (gir/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang