Jangan Cuma Jago Teknologi Digital, terapi Tidak Punya Integritas, Etika Rendah 

Selasa, 20 September 2022 – 20:09 WIB
Pekan Literasi Digital di Kota Palopo dilaksanakan di Auditorium Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo, Foto Kemenkominfo 

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Pemerintah Kota Palopo menggelar pekan literasi digital.

Materi utama yang disajikan didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan, etika, budaya, dan keamanan.

BACA JUGA: Melalui Program Literasi Digital, Masyarakat Palembang Diharapkan Melek Teknologi

Wali kota Palopo, Judas Amir menyampaikan kegiatan tersebut sangat penting untuk mendorong peningkatan pengetahuan teknologi dan informasi masyarakat Indonesia.

Menurutnya, literasi digital merupakan sebuah proses persiapan sumber daya manusia untuk memanfaatkan teknologi baru dan diharapkan bisa menghasilkan masyarakat yang cerdas dan cakap menggunakan teknologi digital, sehingga masyarakat bisa menggunakan teknologi dengan bertanggung jawab.

BACA JUGA: Pakai Teknologi Canggih, MGID Raih Best Digital Ad Network

“Jangan hanya berhenti pada pemahaman dan penggunaan teknologi digital, tetapi harus memiliki integritas dan mengetahui etika digital," kata Judas Amir dalam keterangannya, Selasa (20/9).

Menurut dia jika hanya tahu bagaimana menggunakan teknologi digital tanpa mengetahui etikanya, maka itu bisa menjadi faktor yang menyebabkan kejahatan siber, penyebaran berita bohong dan kejahatan lainnya. 

BACA JUGA: Prodi Bisnis Digital ITB PalComTech, Kesempatan Anak Muda Merancang Bisnis Berbasis Teknologi

Oleh karena itu, pemerintah harus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan, etika dan nilai-nilai kebenaran tanpa meninggalkan nilai-nilai kebudayaan.

Pada kesempatan sama, Rektor IAIN Kota Palopo Abdul Pirol menegaskan dengan berkembangnya media digital, semua bisa mengalami banjir informasi jika tidak digunakan secara cerdas dan bijak.

Media digital juga bisa menyebabkan kelelahan dan kehilangan semangat untuk melanjutkan aktivitas atau bekerja.

“Memang benar akses informasi menjadi mudah dan melimpah. Mau cari informasi apa saja, langsung bisa dicari," ujarnya.

Namun, kata dia dengan kelimpahan informasi itulah, sulit membedakan mana info yang benar atau hoaks.

Belum lagi jika menggunakan media digitalnya tidak tahu waktu, kecanduan. Tidak bisa membedakan mana yang harus dikerjakan dan mana yang harus ditinggalkan. 

"Semua perlu memahami literasi digital ini dan bisa mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari,” tegas Abdul.

Pada pekan literasi digital di Kota Palopo yang diselenggarakan 6 September itu terdapat tiga kelas yang diselenggarakan secara paralel.

Menampilkan narasumber yang kompeten di masing-masing kelas, yaitu Obral-Obrol Literasi Digital, Kelas Konten Kreator, dan Kelas Asah Digital.

Wakil Ketua Umum Siberkreasi Mira Sahid mengatakan validasi media sosial sekarang menjadi sesuatu yang semua inginkan. Ada like, comment, mention. 

Namun, ujarnya dalam dunia digital, semua perlu memahami keamanan, kecakapan, etika, dan budaya digital agar tidak hanya mampu mengoperasikan gawai secara baik dan bijak, tetapi juga belajar memahami privasi orang lain. (esy/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler