Jangan Diremehkan, Ini Bahaya Patah Hati Terhadap Kesehatan Tubuh

Senin, 17 Mei 2021 – 11:50 WIB
Ilustrasi wanita. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - BANYAK orang yang menganggap sepele jika melihat teman atau keluarganya sedang patah hati.

Menurut laman Genpi.co, ukuran berduka setiap orang patah hati itu berbeda-beda, membuat cara mengatasi dan berdamainya pun berbeda.

BACA JUGA: 4 Alasan Wanita Baik Sering Mengalami Patah Hati

Psikolog asal Amerika Jenna Palumbo mengatakan kesedihan tentang patah hati yang rumit.

" Putus cinta, kematian orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, berganti karier, kehilangan teman dekat, semua ini bisa membuat Anda patah hati dan merasa dunia Anda tidak akan pernah sama lagi," jelas Jenna.

BACA JUGA: 5 Makanan Ini Bisa Obati Patah Hati yang Anda Alami

Dia menambahkan, bahkan patah hati akibat putus hubungan dengan kekasih bisa lebih rumit.

Guy Winch membuat beberapa poin dari rumitnya proses berduka orang patah hati.

BACA JUGA: 3 Manfaat Minum Air yang Langsung Direbus untuk Kesehatan

Pertama, hubungan telah berakhir tetapi otak menolak untuk mengakuinya seperti mendambakan suaranya, membaca pesan-pesan lama, dan melihat foto-foto saat bahagia.

Menurut Winch, otak memproses keinginan untuk melihat memori manis tersebut sama dengan ketertarikan pecandu narkoba pada obat terlarangnya.

Kecanduan tersebut membuat lebih lama untuk mengatasi patah hati.

" Saat pecandu harus melawan keinginan untuk mengonsumsi narkoba, mereka yang patah hati harus berusaha untuk berpikir rasional," kata Winch.

Kedua, pemahaman tentang alasan hubungan itu berakhir sangat penting dalam membangun kemampuan move on.

Masalahnya, sering kali penjelasan sederhana tentang mengapa pasangan memilih putus tidak diterima oleh otak.

" Patah hati itu membuat rasa sakit terkesan dramatis sehingga otak menuntut alasan yang sama dramatisnya," jelas Winch.

Ketiga, saat patah hati tubuh mengeluarkan zat kortisol atau hormon stres yang juga bisa memengaruhi kesehatan fisik.

Mengganggu sistem kekebalan tubuh, sesak pada dada, sakit perut, dan lemas seperti tidak bertenaga adalah beberapa gejala yang bisa timbul.(genpi/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler