Jangan Kaget Kalau 20 Persen Kabinet Jokowi - Ma'ruf Berisi Menteri Milenial

Sabtu, 20 Juli 2019 – 01:32 WIB
Suasana diskusi publik di Media Center KNPI. Diskusi ini digelar sekaligus untuk menyambut HUT ke-46 KNPI. Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Bidang Pemuda dan Pengembangan Milenial DPP KNPI Sahat Martin Sinurat mengatakan banyak bidang dan peran yang harus diisi generasi milenial.

Tidak hanya dalam sektor politik, tetapi juga sektor ekonomi, perdagangan, peningkatan produktivitas perikanan, seni budaya hingga IT. Itu lantaran kaum milenial identik dengan ide-ide segar alias inovatif.

BACA JUGA: Pak Moeldoko Beber Alasan Presiden Jokowi Tak Bentuk TPF Kasus Novel

Hal ini sejalan dengan yang disampaikan Presiden Joko Widodo. Cara-cara lama dalam mengelola organisasi, lembaga, maupun pemerintahan harus ditinggalkan. Dengan kata lain semuanya harus berorientasi pada inovasi.

Menurut Sahat, Jokowi ingin membangun Indonesia yang adaptif, produktif, inovatif dan kompetitif.

BACA JUGA: Alasan Prabowo Temui Jokowi Tanpa Permisi Dewan Pembina Gerindra

"Karakter-karakter ini sebenarnya merupakan karakter dari generasi milenial, maka pemerintahan ke depan membutuhkan sumber daya manusia dari generasi milenial," ujar Sahat saat menjadi moderator dalam acara diskusi bertajuk 'Peranan Milenial Dalam Visi Indonesia Maju' di Media Center KNPI, beberapa hari yang lalu.

Sahat memaparkan bahwa sejatinya Jokowi menaruh perhatian besar terhadap generasi milenial. Dalam paparan diskusi, kata Sahat, diketahui bahwa sekitar 20 persen tenaga ahli kantor staf presiden merupakan generasi milenial, belum lagi yang bekerja sebagai aparatur sipil negara.

BACA JUGA: Gerindra Ikut Incar Kursi Ketua MPR, PKB: Silakan Bermimpi

BACA JUGA: Aminudin Ma'ruf, Twedy Ginting dan Arief Rosyid Masuk Bursa Calon Menteri

"Artinya selama ini sudah banyak generasi milenial yang membantu mengimplementasikan kebijakan pemerintah," katanya.

Berkaca dari hal terebut, lanjut Sahat, sangatlah mungkin jika dalam kabinet Jokowi - Ma'ruf Amin ke depan, akan ada 20 persen menteri milenial yang memiliki karakter berani, energik, dinamis, cepat merespon perubahan, dan eksekutor program.

"Atau bisa juga ditempatkan sebagai staf khusus, badan maupun lembaga lainnya," tambah Alumnus ITB tersebut.

Sementara itu, pengamat politik M. Qodari, yang juga hadir dalam acara itu mengatakan, kans milenial untuk mengisi kabinet cukup besar. Qodari mengatakan, figur-figur milenial yang ada sekarang cukup punya kababilitas untuk menduduki jabatan menteri.

Dia lantas menambahkan bahwa secara umum ada tiga segmen ketika berbicara menteri kalangan milenial. "Yakni segmen pengusaha, segmen partai, serta yang ketiga dan tidak kalah penting yaitu dari segmen aktivis," tegas dia.

Qodari lantas mencontohkan sosok seperti Bahlil Ketum HIPMI, Twedy N. Ginting, Bendahara Umum DPP KNPI dan alumni Lemhanas. Kemudian Aminuddin Ma'ruf mantan Ketum PB PMII yang juga Sekjen Relawan Samawi.

Selain itu Mamberob Rumakiek, peraih suara terbanyak DPD RI dari Papua Barat, mantan Ketum PP GMKI. Kemudian ada Arief Rosyid, mantan

Ketum PB HMI dan Plt. Sekjend DMI, serta Angelo Wake Kako, anggota DPD terpilih dari dapil NTT yang juga mantan Ketum PMKRI.

"Mereka ini adalah pejuang kehidupan, aktivis yang merasakan bagaimana berjuang bersama rakyat. Dan pernah memimpin dan mengorganisir puluhan bahkan ratusan ribu anggota di seluruh Indonesia," ujarnya. (*/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Ogah Minta Kursi Menteri, Wasekjen: Ada Harga Diri dan Gengsi


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler