jpnn.com, PENAJAM PASER UTARA - Warga antusias berkunjung di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara setelah Presiden Joko Widodo melaksanakan ritual penyatuan tanah air dari penjuru negeri bersama 34 gubernur.
IKN yang beralamat di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur itu, tampaknya menjadi destinasi wisata baru dan banyak mendapat kunjungan warga setempat termasuk dari luar bumi Borneo itu.
BACA JUGA: Giring PSI Berkemah di Titik Nol IKN Nusantara, Lihat Gaya Rambutnya
Namun, masalah baru muncul setelah ramai dikunjungi warga. Tampak tumpukan sampah di objek vital nasional itu.
Situasi tersebut terekam kamera dan belakangan viral di jagat maya.
BACA JUGA: Tanggapi Pengkritik Ritual Penyatuan Tanah & Air di Titik Nol IKN, Petrus: Munafikin
Terlihat banyak sampah berserakan di titik nol IKN. Hal itu diduga area tersebut dibuka untuk umum sehingga seketika berubah menjadi tempat wisata baru.
Sekretaris Kecamatan Sepaku Adi Kustaman membantah kalau kawasan titik nol IKN kini berubah menjadi tempat wisata. Pemerintah sejatinya tidak pernah melarang masyarakat umum yang hendak berkunjung.
BACA JUGA: Lihat, Puluhan Prajurit Marinir Duduk Terdiam, Tunggu Keputusan Akhir
"Cuman, masyarakat yang datang tidak bisa terbendung. Kami tidak bisa melarang masyarakat berkunjung ke sana," ujar Adi Kustaman dikonfirmasi JPNN.com, Selasa (5/4/2022).
Sejauh ini, kata dia, pihaknya kurang tepat untuk menutup atau melarang warga untuk datang berkunjung.
Menurut Adi, titik nol IKN Nusantara sebenarnya memang sudah mulai dikunjungi masyarakat, semenjak ditetapkan sebagai lokasi pembangunan Istana Negara.
"Tetapi kunjungan ini makin meningkat setelah Pak Presiden datang melakukan ritual dan kemah di sana," terang Adi Kustaman saat dikonfirmasi JPNN.com, Senin (4/4/2022).
Masyarakat berkunjung karena penasaran dan ingin melihat secara langsung geodasi titik nol IKN Nusantara. Selain itu gerbang menuju ke kawasan Hutan Tanam Industri (HTI) PT Itchi Hutani Manunggal (IHM) saat ini memang dibuka untuk umum.
Hal tersebut berdasarkan kebijakan yang telah disepakati oleh Kecamatan, PUPR dan dua desa terkait.
Adi menegaskan, dibukanya akses menuju Titik Nol IKN Nusantara bukan berarti menjadikan lokasi tersebut sebagai objek wisata. Melainkan memperkenalkan lokasi yang nantinya akan menjadi pusat pemerintahan Republik Indonesia baru.
"Memang dibuka, tetapi sekali lagi, ini bukan untuk dijadikan tempat wisata. Memang ada kebijakan dari Kecamatan, PUPR, dan dua desa terkait," jelasnya.
"Masyarakat sangat antusias mendukung, pembangunan IKN, setelah pak Jokowi berkemah dan melaksanakan ritual penyatuan tanah dan air di sana. Masyarakat hanya mau melihat suasananya seperti apa dan gimana sih di sana," sambungnya.
Antusiasme masyarakat yang berkunjung, kata Adi, sangat terlihat ketika akhir pekan. Pengunjung dari luar daerah tercatat bisa menyentuh hingga 1.500 orang. Kebanyakan mereka yang datang hanya ingin berswafoto di atas patok atau geodasi titik nol IKN.
"Yang mau masuk tidak dipungut biaya, yang penting minta izin sama penjaganya. Para pengunjung juga diminta menitipkan kartu Identitas dan nomor telepon. Supaya kalau ada barang yang ketinggalan kan ada nomor yang bisa dihubungi," ucapnya.
Mirisnya, masyarakat yang diperbolehkan berkunjung ke titik nol IKN, belakangan malah meninggalkan persoalan sampah. Pada Jumat (31/3) lalu, Kecamatan Sepaku menggelar rapat bersama pihak terkait, membahas persoalan tumpukan sampah tersebut.
Pemerintah menyepakati kunjungan masyarakat umum masih diperbolehkan. Hanya saja kedepannya diharuskan bersurat terlebih dahulu ke Kantor Kecamatan.
"Karena bulan suci Ramadan, kunjungan kami batasi. Karena informasi dari pos penjagaan kunjungan di sana bisa bekisar 800 sampai 1.500 pengunjung di setiap akhir pekan," terangnya.
Adi mengungkapkan, meski diberlakukan pembatasan, namun permintaan masyarakat yang hendak berkunjung tetap banyak. "Sehingga kami putuskan lagi, yang mau berkunjung hanya boleh satu jam saja dan tidak boleh membawa barang bawaan, seperti makanan," tambahnya.
Pemerintah dan PT IHM menyarankan agar para pengunjung yang hendak ke lokasi IKN sebaiknya menggunakan kendaraan mobil. "Karena jalannya belum baik. Boleh bawa motor, asalkan komunitas motor," ujar dia.
Masyarakat juga diminta mematuhi larangan berupa menduduki atau menginjak patok geodasi. "Karena mohon maaf itu tidak patut, karena ini seperti sudah sakral, berdirinya pusat pemerintahan NKRI. Jadi tidak pantas," ucapnya.
"Selain itu masyarakat harus mematuhi jam kunjungan, tidak merusak tanaman dan meninggalkan sampah," pungkas Adi. (mcr14/jpnn)
Redaktur : Friederich Batari
Reporter : Arditya Abdul Aziz