Jangan Korbankan Lahan Pertanian untuk Investasi

Jumat, 13 April 2012 – 17:55 WIB

JAKARTA–Luas lahan produktif Indonesia semakin hari semakin menyusut akibat realokasi lahan dari pertanian ke non pertanian. Karenanya, pemerintah diharapkan mampu memproteksi lahan pertanian potensial yang ada, sekaligus menambah lahan baru untuk peningkatan produksi pangan.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), rencana investasi yang belum direalisasikan hingga saat ini mencapai Rp1.400 triliun. Tidak terealisasinya langkah tersebut akibat terkendala pembebasan lahan, khususnya pada sektor pertanian dan pertambangan.

Menurut Anggota Komisi IV DPR RI Rofi Munawar dalam keterangan tertulisnya, dengan melihat kondisi pertanian saat ini pemerintah harus serius dalam mengelola dan mengurus investasi keuangan pertanian dalam upaya peningkatan produksi pangan dalam negeri. Pemerintah juga tidak boleh dikalahkan oleh kepentingan investasi industri semata.

“Investasi disadari penting untuk membangun pertumbuhan ekonomi dan percepatan pembangunan, namun menggerus areal pertanian potensial demi investasi akan mengakibatkan banyak program pangan nasional gagal,” kata Rofi di Jakarta, Jumat (13/4).

Rofi menuding Pemerintah tidak pernah serius dalam pengembangan investasi pertanian dan penambahan lahan pertanian. Pemerintah masih terlalu memfokuskan pengembangn investasi kepada sektor industri dan manufaktur.

“Padahal dengan mendorong Investasi pertanian akan menciptakan lapangan kerja yang banyak dan tersedianya pangan secara mandiri,”  katanya.

Untuk itu, Rofi mengharapkan agar Pemerintah tetap mendorong investasi pertanian sebagai salah satu prioritas diantara prioritas sektor yang lain.

Dengan meningkatnya produksi pertanian akan memberikan dampak yang luar biasa dimana maka ketahanan pangan nasional terjaga, pendapatan petani akan meningkat, kesempatan kerja di pedesaan akan makin luas, jumlah penduduk miskin di perdesaan akan berkurang, devisa negara akan makin besar dan PDB sektor pertanian juga akan meningkat.

“Kita punya banyak keunggulan dibandingkan negara lain dalam investasi di bidang pertanian. Sesungguhnya mendorong investasi di sektor pertanian akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Sektor pertanian menyangkut profesi jutaan orang, saat daya beli dan penghasilan mereka membaik maka akan membaik juga produksi dan daya beli mereka,” jelasnya.

Dipaparkan, saat ini Kementerian Pertanian membutuhkan ekstensifikasi lahan pertanian untuk berbagai komoditas utama, seperti kedelai dan tebu.

Sebelumnya Menteri Pertanian Suswono menyatakan percepatan swasembada kedelai dan gula terkendala pengadaan lahan yang diperlukan untuk memperluas areal tanam kedua komoditi itu. Swasembada kedele dibutuhkan lahan seluas 500 ribu hektare, namun hingga saat ini belum mendapatkan lokasi itu.

Data Kementerian Pertanian menunjukkan, selama 2005- 2009 investasi modal dalam negeri naik 23,03 persen, dari Rp 30,7 triliun jadi Rp 37,8 triliun. Namun, sebanyak 51,4 persen- 75,4 persen masuk industri. 

Adapun investasi asing di sektor pertanian, selain proporsinya paling rendah, juga mengalami penurunan dari 3,9 persen (2005) jadi 1,2 persen (2009). Tahun 2009, dari total investasi PMA sebesar 10,81 miliar dollar AS, sektor pertanian hanya sebesar 0,129 miliar dollar AS. (Naa/jpnn)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Minta Jatah Saham Inalum Harus Tegas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler