Jangan Lagi Ada SARA Pada Pilkada

Rabu, 07 Februari 2018 – 00:30 WIB
Kotak suara untuk pilkada. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Hanura Arief Suditomo membeber pentingnya kewajiban regulator bahwa hukum harus dilaksanakan pada Pilkada Serentak 2018.

Hal itu menjadi bukti bahwa negara hadir agar hal-hal yang terkait pelanggaran terkait pemilu bisa diatasi dalam koridor hukum.

BACA JUGA: Pilkada Serentak Harus Bersih dari Provokasi SARA

“Intinya penegakan hukum harus diterapkan tidak pandang bulu,” kata Arief, Selasa (6/2).

Arief juga mengajak seluruh kontestan di Pilkada Serentak 2018 menggunakan cara-cara baik dan damai untuk meraih kemenangan atau merebut kursi.

BACA JUGA: Jangan Gunakan Medsos untuk Sebar Isu SARA saat Pilkada

Menurut dia, pemilu atau pilkada merupakan hal biasa-biasa saja.

Namun, dalam prosesnya banyak kelompok atau orang yang menggunakan cara-cara toksic (racun) yang korbannya bukan politikus tapi rakyat.

BACA JUGA: Asah Jagoan di Pilkada, PDIP Gelar Sekolah Partai Lagi

“Apakah politikus mau melakukan perbaikan terhadap situasi tersebut dengan membersihkan paham tersebut dari benak masyarakat?” kata Arief.

Baginya, imbauan paling pas buat seluruh pihak, baik yang memilih maupun yang dipilih adalah menghindari seluruh paham atau cara-cara kotor yang pada akhirnya akan membebani, baik jangka pendek atau panjang.

Pasalnya, cepat atau lambat, penderitaan akibat fitnah atau adu domba akan berimbas pada diri masing-masing, baik secara pribadi maupun kelompok.

Menurut dia, problem yang tidak perlu seperti SARA seharusnya bisa dieliminasi sejak dini.

Sebab, SARA merupakan hal yang bisa menggerogoti keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Arief menuturkan, pelajaran pelaksanaan pemilu dan pilkada di masa lalu harus jadi pelajaran.

Ada yang baik, buruk, dan ada juga pelajaran yang ongkosnya sangat mahal.

Yaitu terjadinya polarisasi sosial, politik, perpecahan yang sulit direkatkan lagi

“Apakah itu mau diperparah? Tentu tidak, kan? Kalau kita mau memperarah, ingat suatu saat bisa menjadi bumerang. Sebaliknya, kalau kita mau berinvestasi tentang menjalankan proses politik yang sehat dan jauh dari unsur SARA, maka nanti akan menghasilkan investasi yang baik,” tegas Arief. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bawaslu Cegah Isu SARA Lewat Tausiah


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler