Jangan Lebay Menyikapi #2019GantiPresiden, Rugi Sendiri

Kamis, 30 Agustus 2018 – 06:37 WIB
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - Pengamat politik Hendri Satrio mengatakan, sah-sah saja jika ada sebagian kalangan memersepsikan kubu pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berada di belakang gerakan #2019GantiPresiden.

Pasalnya, ada penilaian pasangan petahana Joko Widodo-Ma'ruf Amin cukup dirugikan dengan gerakan yang kembali disuarakan jelang masa kampanye Pilpres 2019 digelar.

BACA JUGA: Kemesraan di TMII Bisa Turunkan Tensi #2019GantiPresiden

"Boleh-boleh saja dianggap demikian, tapi saya kira kalaupun nantinya mereka (Prabowo-Sandi) menang dan rakyat tidak puas dengan kinerja yang ada, maka gerakan ini akan muncul lagi," ujar Hendri kepada JPNN, Rabu (29/8).

Artinya, kata pengajar di Universitas Paramadina ini, fenomena #2019GantiPresiden merupakan hal yang biasa di era demokrasi. Gerakan itu tidak mungkin dihambat, namun dapat dipengaruhi dengan cara-cara yang bijak. Karena penentu berhasil tidaknya sebuah gerakan adalah respons masyarakat dalam menyikapinya.

BACA JUGA: Pilpres 2019: Kesalahan Menentukan Kemenangan

"Kalau disikapi dengan cara-cara yang tidak baik, misalnya ditolak, diusir atau diadang, besar kemungkinan simpati masyarakat akan membesar," ucapnya.

Founder lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) mencontohkan seperti di masa Orde Baru. Gerakan mengkritisi kebijakan pemerintah justru semakin membesar saat para aktivis ditahan dan diperlakukan tidak baik.

BACA JUGA: Sulit Menyebut #2019GantiPresiden Dilindungi Konstitusi

"Jadi, tak perlu disikapi berlebihan apalagi sampai disebut sebagai usaha untuk makar," pungkas Hendri.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ruhut Sitompul Anggap #2019gantipresiden Bukan Gerakan Makar


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler