jpnn.com - Jauh sebelum era seni rupa modern, Surabaya pernah mahsyur memiliki sebuah akademi seni rupa yang bernama Akademi Seni Rupa Surabaya atau Aksera. Terletak di kawasan Gedung Balai Pemuda, Aksera banyak melahirkan seniman berprestasi. Tak hanya lokal tetapi nasional bahkan internasional.
Menurut salah satu tokoh Aksera yang masih eksis, Thea Kusumo, Aksera didirikan mulai tahun 1966 namun baru aktif pertahun 1967. Ada empat tokoh merupakan founder yaitu, Gatut Kusumo, Krishna Mustajab, Amang Rahman, dan M. Ruslan. Ketika proses pembangunan berlangsung, ada tiga tokoh lagi yang bergabung. Mereka adalah Daryono, Rio Rinto, dan Thea Kusumo sendiri.
BACA JUGA: Kasus Pernikahan Sejenis: 4 Orang Jadi Tersangka
“Jadi saat itu murni lembaga ini didirikan untuk wadah pendidikan seni,” kata budayawan Hamid Nabhan yang tengah menyusun buku tentang Aksera.
Menurut Hamid, keberadaan Aksera di masa lampau tak ubahnya kawah candradimuka bagi dunia seni Indonesia. Namun sayang kini namanya sudah banyak dilupakan oleh masyarakat. Termasuk kalangan seniman sendiri. ”Makanya saya tergerak membuat buku tentang Aksera. Karena bagaimanapun, ini sebagai penanda bahwa kota ini pernah disegani karena seninya,” jelas pria yang juga pelukis dan kolektor lukisan mahal tersebut.
BACA JUGA: Innalillahi, Karyawan Meregang Nyawa Terjepit Mesin Conveyor
Perlu waktu 10 bulan lamanya bagi Hamid menyusun buku itu. Yang tersulit adalah menyusun penggalan keping cerita tentang Aksera yang tercecer. Itu bukan tanpa alasan, sebab kini sudah banyak tokoh Aksera yang telah wafat.
Aksera sendiri memang tak berumur panjang. Karena alasan keuangan, lembaga pendidikan mahsyur itu harus tutup tikar di awal dekade 1970an. (jpnn/pda)
BACA JUGA: Sadis, Kepergok Mencuri, ABG Ini Kapak Korbannya
BACA ARTIKEL LAINNYA... Haha..Nih Hukuman dari Satpol PP untuk Pelajar Bolos
Redaktur : Tim Redaksi