jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menegaskan Bank Indonesia perlu melakukan langkah yang tak biasa agar rupiah tak terkena imbas lebih jauh dari sentimen eksternal, terutama dari kenaikan suku bunga oleh Bank Central Amerika (The Federal Reserve/The Fed). Walaupun pelemahan nilai tukar rupiah belum menimbulkan kepanikan di pasar, namun pelemahan ini tidak boleh disepelekan begitu saja.
"Sampai kapan kita terus dihantui kenaikan suku bunga The Fed? Di masa ekonomi global yang tak pasti ini, tidak ada jaminan The Fed tidak akan menaikan suku bunganya kembali. Kita harus bersiap diri dengan menguatkan ekonomi rakyat, seperti sektor pariwisata dan UMKM yang dapat membentengi kita dari ancaman ekonomi global," ujar Bamsoet saat menerima Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan jajaran Dewan Gubernur Bank Indonesia di ruang kerja Ketua DPR, Jakarta, Senin (2/7/18).
BACA JUGA: DPR: Kerja Sama Indonesia dan Timor Leste Menjadi Prioritas
Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni dan Anggota Komisi XI DPR RI Muhammad Misbakhun. Sedangkan Gubernur Bank Indonesia ditemani Jajaran Dewan Gubernur, antara lain Rijanto, Sugeng, Rosmaya Hadi, dan Dody Budi Waluyo.
Bamsoet menegaskan situasi perlambatan ekonomi Indonesia yang disebabkan gonjang ganjing ekonomi dunia, terutama dengan adanya perang dagang Amerika dengan Tiongkok, tidak hanya harus direspons oleh Bank Indonesia melalui kebijakan moneter saja. Tetapi, juga harus didorong oleh kebijakan fiskal yang dijalankan pemerintah.
BACA JUGA: Indonesia Dukung Timor Leste Menjadi Anggota ASEAN
"Saya apresiasi langkah Bank Indonesia yang telah menaikan suku bunga acuan, namun tetap menjaga ketersediaan likuiditas. Sinyal pengetatan moneter yang hati-hati dan terukur yang dilakukan Bank Indonesia ini juga harus diimbangi oleh pemerintah melalui pengelolaan kebijakan fiskal agar dapat menggeliatkan sektor rill. DPR terus mendorong agar antara kebijakan moneter dan fiskal dapat harmonis sehingga kepercayaan pasar juga tetap terjaga," tutur Bamsoet.
Politikus Partai Golkar ini menguraikan, sinergitas terhadap berbagai stakeholder, khususnya pelaku pasar, perbankan, dan dunia usasa menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Bamsoet mencontohkan, DPR RI telah memberikan dukungan terhadap pengembangan 10 Bali Baru sebagai destinasi unggulan pariwisata Indonesia. Dirinya yakin Bank Indonesia juga sudah memberikan dukungan sesuai kewenangannya.
BACA JUGA: Komisi X DPR Apresiasi Pemprov NTB Kembangkan Wisata Halal
"Kalau sektor pariwisata dan UMKM kita garap serius dengan political will yang sama dari berbagai lembaga negara, saya yakin hasilnya akan dahsyat. Bergeraknya sektor rill serta didampingi kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia akan membuat benteng ekonomi kita tangguh. Sehingga sekeras apapun gonjang-ganjing ekonomi dunia, tidak akan merapuhkan perekonomian nasional," kata Bamsoet.
Mantan Ketua Komisi III DPR ini juga memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia yang telah merelaksasi kebijakan makroprudensial, seperti melonggarkan pengaturan Loan to Value (LTV) dan Financing to Value (FTV) yang dapat menggerakan sektor properti. Disisi lain, masyarakat juga mendapatkan kemudahan dalam memperoleh rumah.
"Sektor properti mampu menggerakan banyak bidang usaha serta membuka banyak lapangan pekerjaan. Aktifnya sektor properti akan membuat daya tahan perekonomian kita meningkat. Dengan demikian, ditengah kondisi pelemahan rupiah maupun situasi global yang tak jelas ini, saudara-saudara kita yang belum mempunyai rumah tetap bisa mendapatkan kredit secara mudah," pungkas Bamsoet.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fahri: 3 Tahapan Jadikan Polri Ujung Tombak Penegakan Hukum
Redaktur : Tim Redaksi