jpnn.com - Minum teh atau kopi hangat memang nikmat. Sebagian besar kalangan sudah menjadikan minuman ini sebagai bagian dari rutinitas pagi mereka. Kedua jenis minuman tersebut dipercaya dapat menyegarkan pikiran serta membantu mempersiapkan diri untuk menjalani berbagai kegiatan di hari itu.
Namun pastikan ya, Anda tidak minum teh atau kopi yang terlalu panas, karena ada efek buruknya bagi kesehatan.
BACA JUGA: Benarkah Teh Panas Sebabkan Kanker?
Konsumsi minuman panas picu kanker
Salah satu penelitian mengenai hal ini yang dilakukan di Iran, menggunakan subjek lebih dari 50 ribu orang. Studi tersebut menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi sekitar 700 mililiter (sekitar 2 atau 3 cangkir) teh hitam pada suhu 60C atau lebih setiap hari, memiliki kemungkinan dua kali lipat atau lebih mengalami kanker esofagus selama masa pemantauan 10 tahun.
BACA JUGA: Biasakan Pesan Kopi Panas, Banyak Manfaatnya
Kondisi itu jika dibandingkan dengan yang mengonsumsi teh pada suhu yang lebih rendah.
Kaitan antara konsumsi minuman panas dengan kejadian kanker esofagus, saluran yang menghantarkan makanan dari rongga mulut ke perut, telah diinvestigasi sejak dahulu. Salah satu penelitian yang mengevaluasi kebiasaan mengonsumsi teh panas di Tiongkok juga mendapatkan hasil yang serupa.
Namun, karena penelitian yang dilakukan merupakan penelitian observasional, itu tidak cukup untuk menentukan adanya hubungan sebab akibat antara konsumsi minuman panas dan kanker esofagus. Misalnya, ada faktor risiko kanker lainnya juga ditemukan pada individu yang gemar mengonsumsi minuman panas.
Akibatnya kaitan itu pun terpengaruh, walaupun para peneliti telah mencoba memperhitungkannya dalam menganalisis penelitian tersebut.
Penelitian tersebut mengamati terjadinya kanker esofagus yang paling sering ditemui di Iran, yakni karsinoma sel skuamosa. Keadaan ini sering kali ditemui pada esofagus bagian atas atau tengah.
Sedangkan, di beberapa belahan dunia lain, seperti Inggris, kanker esofagus yang cukup sering ditemui adalah adenokarsinoma. Kanker jenis ini terjadi pada esofagus bagian bawah. Tentu saja, kedua jenis kanker tersebut bisa memiliki faktor risiko yang berbeda.
Kaitan minum teh panas dan timbulnya karsinoma
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal kedokteran International Journal of Cancer tersebut merupakan suatu penelitian dengan desain kohort prospektif, yang merupakan salah satu cara yang baik untuk melihat kaitan antara berbagai faktor, seperti kebiasaan mengonsumsi teh dengan kejadian kanker esofagus.
Penelitian tersebut merekrut 50.045 individu dari bagian timur laut Iran, dari tahun 2004 sampai 2008. Individu yang diikutsertakan ditanya tentang berbagai hal terkait pola makan dan kebiasaan minum tehnya.
Pertanyaannya mencakup jumlah teh yang diminum, ukuran cangkir, jenis teh yang diminum, berapa lama waktu antara teh dituang sampai pertama diminum, serta suhu yang disukai saat minum teh (dingin, hangat, panas, atau sangat panas). Para peneliti juga menyajikan teh dengan berbagai suhu untuk mencocokkan derajat kehangatan teh yang biasa dikonsumsi oleh mereka yang sedang diteliti.
Penelitian yang dilakukan tersebut merupakan salah satu penelitian terbesar yang dilakukan untuk mengevaluasi adanya kaitan antara kanker esofagus dan kebiasaan minum teh panas. Hasil yang didapat menunjukkan adanya kaitan antara mengonsumsi teh panas setiap hari dan kejadian karsinoma sel skuamosa esofagus.
Namun, beberapa hal yang perlu diingat adalah kanker tersebut memiliki angka kejadian yang sangat jarang, serta penelitian yang dilakukan tidak dapat menentukan adanya hubungan sebab akibat.
Investigasi lebih lanjut memang masih dibutuhkan untuk menentukan apakah minum tehpanas merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker esophagus. Meski demikian masyarakat disarankan untuk tidak mengonsumsi minuman yang terlalu panas, untuk mencegah terjadinya dampak negatif pada tenggorok dan esofagus.(RVS/klikdokter)
Redaktur & Reporter : Yessy