jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah mengenai Covid-19 Reisa Broto Asmoro memprediksi kasus penularan Covid-19 beserta varian baru, seperti Omicron masih akan tetap tinggi dalam beberapa hari ke depan.
Sebab, kata dia, ahli dan data menyatakan karakteristik Omicron yakni penularan cepat dan banyak, namun dengan tingkat keparahan lebih rendah dari varian sebelumnya.
BACA JUGA: Soal Kabar Kehamilan Nikita Mirzani, Fitri Salhuteru Jawab Begini
"Dengan adanya peningkatan kasus harian ini juga merupakan tanda bahwa tracing, dan testing di Indonesia berjalan dengan baik," kata Reisa dalam keterangan persnya, Jumat (4/2).
Menurut dia, pemerintah sudah melakukan langkah antisipasi menyikapi potensi penularan Omicron yang tinggi.
BACA JUGA: Menko Airlangga Langsung Eksekusi Arahan Presiden
Misalnya, pemerintah sudah mempercepat vaksinasi agar seseorang tidak menderita pemberatan ketika terjangkiti Covid-19 atau Omicron.
Pemerintah, kata Reisa, sudah melakukan penguatan 3T (testing, tracing, dan treatment), penyediaan telemedicine bagi pasien yang isolasi mandiri (isoman), maupun penyediaan tempat tidur di tempat karantina terpusat.
BACA JUGA: CEO Indodax Berbagi Kiat Memilih Aset Kripto, Simak!
Namun, finalis Puteri Indonesia 2011 itu menyebut seseorang biasanya tanpa gejala ketika terjangkiti varian Omicron. Hal itu yang membuat pasien bisa menjalani isoman.
Reisa mengatakan bahwa syarat pasien bisa menjalani isoman hanya yang ringan dan tanpa gejala dengan hasil PCR positif.
Kemudian, syarat lainnya yaitu pasien berusia maksimal 45 tahun, tidak memiliki komorbid, dapat mengakses telemedicine atau layanan kesehatan lainnya, dan berkomitmen untuk tetap melakukan isoman sebelum diizinkan keluar.
Sementara syarat rumah yakni memiliki kamar terpisah atau lantai terpisah, kamar mandi dalam rumah terpisah dengan penghuni lainnya, dan memiliki pulse oksimeter.
"Hal ini merujuk pada SE Menkes nomor HK.02.01/MENKES/18/2022 tentang pencegahan dan pengendalian kasus Covid-19 varian Omicron yang ditetapkan 17 Januari lalu," kata wanita bergelar dokter itu.
Reisa kemudian membeberkan tips menjalani isoman di rumah. Pertama, pasien harus mengikuti instruksi tenaga kesehatan.
Jika pasien memiliki kadar oksigen 90 persen persen atau lebih tetap rajin menghubungi tenaga kesehatan melalui layanan telemedecine.
Namun, kata dia, ketika kadar oksigen pasien di bawah 90 persen, segera menghubungi penyedia layanan kesehatan agar mendapat perawatan di RS.
"Ingat, pasien jangan melakukan pengobatan sendiri dengan obat lain tanpa anjuran dari tenaga kesehatan," serunya.(ast/jpnn)
Redaktur : Yessy
Reporter : Aristo Setiawan