JAKARTA - Peneliti politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego, mengatakan saat ini mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum tengah melakukan serangan balik. Pada panggung politik, menurut Indria, serangan balik itu wajar dilakukan.
“Namun sebaiknya kita jangan terpukau dengan serangan balik yang dilancarkan oleh Anas. Anas seyogyanya tidak lupa akan janjinya untuk digantung di Monas bila korupsi meski hanya satu rupiah. Bagaimana pun, penetapannya sebagai tersangka membuat kredibilitas dan integritasnya merosot jauh,” kata Indria Samego, di Jakarta, Jumat (1/3).
Oleh karena itu, Indria meragukan pernyataan yang menyebutkan bahwa publik masih masih mempercayai Anas. Apalagi, Anas belum membuktikan sesumbarnya untuk digantung di Monas.
“Masyarakat juga mempertanyakan, mengapa Anas bisa memiliki sejumlah rumah mewah. Padahal, Anas bukan orang kaya dan bukan pengusaha. Lalu, dari mana Anas bisa memperoleh semua itu?” tanya Indria heran.
Menjawab pertanyaan penting tidaknya Ibas mundur dari Partai Demokrat, Indria mengatakan akan sangat tergantung pada yang bersangkutan. Sebab, hanya Ibas yang tahu pasti, apakah dirinya menerima uang tersebut atau tidak.
“Kalau memang menerima, sebaiknya mengaku saja. Tapi kalau tidak mau mengakui, terserah saja. Kejujuran itu penting. Kalau memang memiliki moral politik yang baik, seharusnya uang itu memang tidak usah diterima,” tegasnya. (fas/jpnn)
“Namun sebaiknya kita jangan terpukau dengan serangan balik yang dilancarkan oleh Anas. Anas seyogyanya tidak lupa akan janjinya untuk digantung di Monas bila korupsi meski hanya satu rupiah. Bagaimana pun, penetapannya sebagai tersangka membuat kredibilitas dan integritasnya merosot jauh,” kata Indria Samego, di Jakarta, Jumat (1/3).
Oleh karena itu, Indria meragukan pernyataan yang menyebutkan bahwa publik masih masih mempercayai Anas. Apalagi, Anas belum membuktikan sesumbarnya untuk digantung di Monas.
“Masyarakat juga mempertanyakan, mengapa Anas bisa memiliki sejumlah rumah mewah. Padahal, Anas bukan orang kaya dan bukan pengusaha. Lalu, dari mana Anas bisa memperoleh semua itu?” tanya Indria heran.
Menjawab pertanyaan penting tidaknya Ibas mundur dari Partai Demokrat, Indria mengatakan akan sangat tergantung pada yang bersangkutan. Sebab, hanya Ibas yang tahu pasti, apakah dirinya menerima uang tersebut atau tidak.
“Kalau memang menerima, sebaiknya mengaku saja. Tapi kalau tidak mau mengakui, terserah saja. Kejujuran itu penting. Kalau memang memiliki moral politik yang baik, seharusnya uang itu memang tidak usah diterima,” tegasnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Petinggi Demokrat Bela Ibas
Redaktur : Tim Redaksi