Jangan Percaya, Daftar Palsu 70 Ulama Intoleran

Kamis, 28 September 2017 – 20:29 WIB
Aksi Bela Ulama. Ilustrasi Foto: JPG/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Para produsen hoaks tidak takut kualat menjadikan pemuka agama sebagai bahan provokasi.

Mereka tidak lagi menyerang secara personal, tapi rombongan. Tidak tanggung-tanggung.

BACA JUGA: Zudan: Beri Kami Bukti, Kami Akan Tangkap

Ada 70 ustad yang namanya dicokot. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun ikut dicatut.

Kabar hoaks yang mencatut nama ulama dan MUI itu disebarkan dengan format berita yang informatif.

BACA JUGA: Dirjen AHU: Pengawasan Ketat atas Notaris demi Perlindungan

Judulnya sangat provokatif dan menarik siapa pun untuk membaca dan menyebarkannya. Yaitu, MUI Merilis 70 Nama Ustad yang Perlu Diwaspadai.

Berita tersebut berisi informasi bahwa MUI diam-diam telah mengidentifikasi ustad yang direkomendasikan untuk diawasi dan diwaspadai.

BACA JUGA: Waspada, Rekrutmen Palsu Mengatasnamakan PT Pegadaian

Alasannya, para ustad itu dianggap MUI melakukan perbuatan intoleransi.

Misalnya, hobi mengafir-ngafirkan muslim yang lain serta mebidah-bidahkan amalan dan tradisi masyarakat yang sudah ada sejak zaman ulama dan para wali Nusantara.

Ustad-ustad itu juga disebut cenderung merasa paling benar sendiri serta menyebarkan ceramah-ceramah kebencian yang mengancam persatuan dan kesatuan di Indonesia.

Nama ustad yang disebutkan berasal dari seluruh penjuru Indonesia. Ada nama Ustad Firanda, Khalid Basalamah, Andy Bangkit, dan masih banyak lagi.

Berita tersebut diunggah sejumlah portal online. Link-nya banyak disebarkan melalui status media sosial.

Padahal, dalam berita itu tidak ada kutipan atau pernyataan resmi dari MUI yang membenarkan data tersebut.

Berita itu sangat terlihat bertujuan untuk melakukan provokasi.

Sebab, pada akhir berita, penulis meminta masyarakat berhati-hati jika ada sekelompok orang yang mengundang ustad tersebut berceramah di lingkungannya.

Bahkan, masyarakat diminta merekam dan melapor kepada kepolisian setempat.

Wakil Ketua MUI Zainut Tauhid Sa'adi menyatakan, kabar hoaks tentang keberadaan ulama ahlu takfiri sejatinya mulai beredar tahun lalu.

Bahkan, pada 6 September 2016 MUI mengeluarkan surat pernyataan bahwa kabar tersebut tidak benar.

''Saya heran kok mencuat lagi. Seakan-akan MUI terkait. Padahal tidak,'' tegasnya di Jakarta kemarin.

Zainut menjelaskan, dalam kabar yang beredar itu, ada sejumlah kriteria sehingga ulama atau ustad masuk kategori ahlu takfiri.

Misalnya, suka mengafirkan umat Islam yang lain, gemar membidahkan amalan umat Islam yang lain, dan tidak memiliki mazhab.

Klarifikasi dari MUI menegaskan bahwa mereka sama sekali tidak pernah mengeluarkan surat pendapat, pandangan, hasil kajian, maupun rekomendasi yang berisi daftar ulama ahlu takfiri itu.

Termasuk yang kabarnya surat tersebut ditembuskan ke Kementerian Agama (Kemenag).

MUI meminta umat Islam tidak mudah percaya dengan informasi yang beredar di media sosial.

Ketika mendapati informasi yang sensitif, apalagi soal keagamaan, sebaiknya masyarakat melakukan tabayun atau klarifikasi ke pihak terkait.

Dalam surat yang beredar itu, Zainut menyambut baik upaya klarifikasi sejumlah orang kepada MUI.

Dewan Pimpinan MUI meminta seluruh ulama, ustad, atau tokoh agama Islam untuk ikut aktif menjaga persatuan atau ukhuwah Islamiyah.

Juga, menggalang komunikasi dan silaturahmi yang baik.

''Ulama, ustad, atau tokoh agama Islam sebaiknya berperang dalam membangun ketenteraman kehidupan beragama di masyarakat,'' ungkapnya. (wan/c5/fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada 7 Juta Sudah Rekam Tapi Belum Dapat e-KTP, Penyebabnya?


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler