PADANG---Hari ini (16/4), ujian nasional (UN) tingkat SMA, MA, dan SMK dilaksanakan. Diikuti, peserta UN SMA/MA 8.768 siswa dan tingkat SMK 4.369 siswa. Ujian dilakukan di masing-masing sekolah dengan jumlah ruangan 445 untuk SMA/MA dan untuk SMK 549 ruangan. Sedangkan pengawas ujian 162 pengawas.
DPRD Padang mengingatkan pihak sekolah dan dinas pendidikan untuk tidak melakukan permainan kotor demi pencapaian nilai terbaik tersebut. “Kalau dilihat saat ini sistem UN telah bagus, karena pendistribusian soalnya langsung dari pusat. Tapi saya yakin, kalau tim pengawas lemah maka indikasi terjadinya permainan dan kebocoran soal bisa terjadi,” kata Anggota DPRD Padang dari Fraksi Hanura, Zaharman, kepada Padang Ekspres (Grup JPNN0, kemarin (15/4).
Zaharman mengatakan, ada beberapa indikasi permainan dan kecurangan saat UN selama ini. Indikasi pertama, saat pendistribusian soal, cara menulis jawaban di dinding wc sekolah. Tidak hanya itu, saat UN juga muncul indikasi, oknum guru berusaha mencarikan jawaban dan memberikan kertas jawaban tersebut pada para siswa. Bahkan, mempermudah melakukan kecurangan menggunakan handphone (HP) saat ujian berlangsung.
“Seharusnya, kalau memang sekolah dan instansi terkait berusaha mendapatkan angka tertinggi, sebelum UN berlangsung mereka telah menyiapkan materi pelajaran yang jelas. Selain itu, mempersiapkan mental para siswa. Tapi kalau hal itu tidak mereka kerjakan, malah berusaha membantu siswa dengan berbuat curang,” kata Zaharman.
Agar tak ditemukan kebocoran soal, Zaharman berharap tim pengawas bekerja keras. “Mereka tidak hanya melakukan pengawasan di sekolah saja, tapi saat pendistribusian soal, dari aparat kepolisian sebelum disebarkan ke sekolah-sekolah,” jelasnya.
Sementara, Ketua Komisi IV DPRD, Muharlion mengatakan dalam UN tahun ini harus dilakukan pengawasan di segala lini.“ Untuk itu, peran guru dan sekolah sebelum UN, mereka telah bekerja keras mempersiapkan siswa mereka menghadapi UN. Jangan saat UN mereka baru kasak kusuk,” jelasnya.
Pengamat pendidikan dari UNP, Ali Zamar secara terpisah menilai kerahasiaan dan keamanan soal dari kebocoran minim. “Pasalnya sejak awak pengawasan soal ini dilakukan secara ketat. Tim pengawas berasal dari berbagai kalangan seperti polisi, perguruan tinggi dan Dinas Pendidikan membuat celah kebocoran itu tertutup,” ungkapnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Padang, Dian Wijaya menjamin kerahasiaan naskah ujian ini tidak ada indikasi kebocoran. Untuk itu, dia mewanti-wanti seluruh siswa untuk tidak percaya pada keberadaan kunci jawaban.
“Dengan pengawasan yang ketat dari percetakan hingga sampi di sekolah, akan sulit peluang kebocoran soal. Untuk itu, percaya dengan kemampuan karena sekolah telah diminta untuk mempersiapkan siswanya sejak awal,” ucap Dian.
Koordinator pengawasan UN dari perguruan tinggi, Werry Darta Taifur mengakui sejak dari percetakan hingga pendistribusian ke sekolah akan dikawal oleh perguruan tinggi. “Dengan adanya tim pengawas dari PT ini membuat celah kebocoran itu tertutup,” tukasnya. (kd/e)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bawa HP, Siswa Diancam Sanksi
Redaktur : Tim Redaksi