Jangan Politisasi Tempat Ibadah, Jaga Situasi Kondusif Jelang Pemilu 2019!

Sabtu, 16 Februari 2019 – 12:04 WIB
Generasi Muda Muslim Indonesia (GMMI) menggelar istigasah di Rusun Benhil Jakarta Pusat. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Harry Kurniawan mengajak seluruh elemen masyarakat khususnya di wilayahnya untuk menjaga situasi kondusif, termasuk dalam menyikapi Pemilu 2019.

Harry mengatakan, momentum Pemilu 2019 harus dijadikan sarana saling menguatkan. Meski berbeda pilihan, masyarakat diminta tak mudah terpancing isu-isu yang memicu disintegrasi bangsa.

BACA JUGA: Sekilas Aturan Iklan Media Massa dan Kampanye Akbar Pemilu 2019

"Berbeda pilihan politik tidak masalah, karena perbedaan itu hal yang biasa dan tidak harus membuat satu dengan yang lainnya saling membenci," kata Kombes Harry, di sela silaturahmi dengan sejumlah tokoh, istigasah dan doa bersama di Masjid Miftahul Jannah, Komplek Rusun Benhil, Jakarta Pusat, Jumat (15/2) malam.

Kegiatan tersebut digelar Generasi Muda Muslim Indonesia (GMMI).

BACA JUGA: Pesan Cak Imin Buat Kandidat dan Tim Sukses Jelang Pemilu 2019

Menurut perwira polisi berpangkat melati tiga itu, perbedaan dalam urusan pandangan dan pilihan politik adalah hal yang sangat lumrah di negara demokrasi seperti di Indonesia.

Dia lantas menceritakan apa yang dirasakannya saat masih kecil dulu. Ayah dan ibunya memiliki preferensi politik yang berbeda, tetapi kondisi keluarganya baik-baik saja dan tetap harmonis.

BACA JUGA: Para Gus Siap Satukan Barisan Warga NU Dukung Ma’ruf Amin

"Pesta demokrasi itu seharusnya dilakukan dengan riang gembira. Bahkan saat kecil saya melihat bapak saya juga pasang bendera salah satu partai, ibu saya mendukung calon tertentu dan biasa saja," kisahnya.

Maka dari itu, Kombes Harry berpesan kepada warga khususnya yang tinggal di Rusun Benhil dan sekitarnya agar bersama-sama menjaga lingkungan kondusif jelang, saat dan setelah pemilu. Bukan justru membuat situasi tidak aman dan membuat pesta demokrasi mencekam.

"Kalau pemilu berjalan dengan mencekam dan menakutkan lantas ke depan siapa yang akan meneruskannya nanti," tuturnya.

"Saya ingin penerus-penerus saya dan bapak ibu semua menikmati Indonesia yang tenteram, bagaimana yang diwariskan bapak dan ibunya dilanjutkan seperti bisa ke masjid dengan berbahagia," imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Harry juga mengajak kepada seluruh masyarakat untuk menghindari berita bohong alias hoaks. "Tinggalkan (hoaks), jangan percaya adanya hoaks. Tinggalkan berita bohong," pungkas mantan Kapolresta Depok itu.

Senada, Ketua GMMI Muhammad Yuda Pratama menyatakan bahwa pihaknya akan terus menggelorakan semangat untuk memerangi politisasi tempat ibadah, berita hoaks, radikalisme dan ujaran kebencian di seluruh penjuru Indonesia.

"Kami berkomitmen akan terus melakukan kegiatan deklarasi tolak politisisasi tempat ibadah, berita hoaks dan radikalisme se Indonesia," tegas Yuda.

"Insyaallah sebagai generasi muda yang peduli dengan keutuhan bangsa, kami akan mempererat keutuhan bangsa," lanjutnya.

Komandan Kodim 0501 Jakarta Pusat, Letkol Inf Wahyu Yudhayana mengajak masyarakat untuk lebih mengedepankan rasa bijaksana dalam menyikapi perbedaan tersebut. "Harus bijaksana menyikapi perbedaan untuk menghargai para pejuang kita. Bagaimana perjuangan para tokoh agama untuk kesampingkan perbedaan itu. Tapi kenapa setelah kita merdeka malah kita persoalkan perbedaan itu," tuturnya.

Letkol Wahyu menambahkan, tidak hanya berada di antarsuku dan bangsa saja, bahkan di dalam satu agama tertentu pasti ada perbedaan terjadi. Dan lagi-lagi dia katakan itu hal yang wajar. "Enggak usah beda agama, satu agama saja pasti berbeda. Itu lumrah," pungkasnya. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengin Guntur Romli Dibui, Eks Anggota KPU Brebes Datangi Bareskrim


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler