jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyayangkan pernyataan beberapa pihak termasuk pejabat tinggi yang seolah menganggap tidak penting lagi mewapadai bangkitnya komunisme. Termasuk yang menyatakan komunisme di Indonesia tidak mungkin bangkit karena di dunia juga sudah runtuh.
“Pernyataan tersebut sangat tidak tepat, karena bisa bangkit atau tidaknya komunisme di Indonesia ya tergantung dengan situasi dan kondisi di Indonesia," ujar Dasco, Jumat (22/9).
BACA JUGA: Anak Buah Prabowo Yakin Kelompok Eks PKI Punya Agenda Besar
Dia mengingatkan, sebelum dibubarkan tahun 1965, PKI adalah partai komunis non-penguasa terbesar di dunia setelah Rusia dan Tiongkok. "Jika lengah, komunisme bisa bangkit di Indonesia dan menjalar ke belahan dunia lain," tegasnya.
Dia mengatakan, selama TAP MPR nomor 25 tahun 1966 belum dicabut, maka harus waspada dan terus pasang kuda-kuda menghadapi komunisme.
BACA JUGA: Gerindra Yakin Banget Makin Banyak Masyarakat Dukung Prabowo
Segala bentuk kegiatan antikomunisme harus didukung termasuk pemutaran film Pengkhiantan G 30S/PKI.
Menurutnya, terlepas dari tuduhan film tersebut merupakan propaganda orde baru, tetap tidak ada persoalan.
BACA JUGA: Pak Prabowo, Please Beri Klarifikasi soal Saracen
"Tidak semua yang berbau orde baru jelek, dalam konteks kampanye melawan komunisme saya pikir orde baru justru sangat bagus," ujar ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) di DPR ini.
"Bagi mereka yang kemarin heboh dengan slogan saya Indonesia, saya Pancasila, saat ini adalah momen yang paling tepat untuk membuktikannya dengan menunjukkan sikap melawan komunisme,” tambah Dasco.
Dia mengingatkan tidak boleh lupa bahwa ancaman terbesar, paling nyata dan sudah terbukti berbagaya bagi Pancasila adalah virus komunisme. Jangan juga ada ketakutan bahwa isu komunisme ini mengarah pada delegitimasi pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Yang saya lihat antusiasme masyarakat melawan komunisme saat ini murni karena urusan konstitusi," tegasnya.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yakinlah, Kritik Prabowo soal Bantuan Rohingya Sangat Mulia
Redaktur & Reporter : Boy